Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Samalas dalam Babad Lombok yang Melumpuhkan Dunia

Kompas.com - 02/10/2013, 22:50 WIB
Ahmad Arif

Penulis

Surono mengatakan, kedahsyatan letusan Samalas dengan skala 7 sulit dibayangkan. “Letusan Merapi 2010 dengan skala 4 saja sudah bikin repot banyak orang. Skala 7 sama dengan sekitar 1.000 kali kekuatan letusan Merapi 2010 itu,” katanya.

Menurut Surono, Gunung Samalas mempunyai kantung fluida (magma, gas, dan uap) yang sangat besar dan letusannya di masa lalu menimbulkan terbentuknya kawah raksasa Segara Anak. Di tepi kawah itu, kini muncul Gunung Baru Jari, yang terus tumbuh meninggi. Tahun 2012 lalu, Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas sempat mengarungi kaldera Segara Anak dan mendaki Baru Jari.

Gunung Rinjani masa kini dengan Baru Jari, adalah terdekat dengan Samalas, untuk itu perlu dilakukan penelitian apakah Rinjani juga mempunyai volume kantung fluida yang sama dgn Samalas dan mempunyai jenis magma yang sama,” katanya.

Bila mempunyai kesamaan maka ada kemungkinan Gunung Rinjani memiliki sifat-sifat yang sama dengan Samalas. “Kini kita hanya berharap Rinjani atau Baru Jari tidak meletus sedasyat Salamas. Namun alam tetap alam, mempunyai hukumnya sendiri,” katanya. Apa yang terjadi dimasa lalu, sangat mungkin berulang kembali.

“Beberapa gunung api Indonesia seperti Tambora, Krakatau dan terakhir Samalas telah terbukti menghasilkan letusan dasyat, bukan saja merepotkan masyarakat di sekitarnya, tapi merepotkan masyarakat dunia. Di masa yang akan datang, bisa saja terjadi pengulangan,” katanya.

Menurut Surono, jika letusan sedahsyat Samalas terjadi kembali di zaman modern seperti saat ini, transportasi udara di sekuruh dunia bakal lumpuh. Paceklik bisa terjadi berkepanjangan.

“Kita tidak berharap hal itu terjadi. Namun kesiapan terhadap hal terburuk tetap harus dilakukan untuk menekan risiko bencana. Dengan tetap melakukan penelitian dan pemantauan agar dapat membuat skenario dan peringaatn akurat dalam mengurangi risiko bencana,” katanya.

Surono mengajak kita harus mengikuti dan beradaptasi secara cerdas terhadap polah alam, karena tidak mungkin secara empiris perilaku alam itu diubah. (Ahmad Arif)

Lihat foto lengkap di: Inilah Samalas - Rinjani yang Melumpuhkan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com