Hasil ini dibandingkan dengan fosfat yang ditemukan dari planet kita. Pengujian ini dilaporkan dalam jurnal Nature Geoscience.
Fosfat diketahui sebagai tulang punggung dari asam deoksiribonukleat (DNA), yang juga bagian penting bagi sel molukel yang digunakan untuk energi dan membran. Mars kaya akan fosfat, sekitar lima hingga sepuluh kali lebih banyak dari Bumi. Ini menunjukkan bahan kehidupan lebih berlimpah di awal pembentukan Mars dibandingkan saat Bumi baru terbentuk.
Studi ini berdasarkan analisis meteorit dari Mars yang jatuh ke Bumi. Ditambah penelitian hasil jelajah robot milik NASA, Spirit dan Opportunity.
Namun, studi ini juga kembali menggoncang perdebatan mengenai apakah dulunya ada kehidupan di Mars, atau mungkin kehidupan itu masih ada hingga saat ini.
"Satu rintangan munculnya kehidupan di Bumi adalah jumlah fosfat yang terbatas dalam suatu lingkungan. Studi kami menyimpulkan rintangan macam itu tidak signifikan jika melihat kemungkinan munculnya kehidupan di Mars," kata pakar geokimia planet, Christopher Adcock, satu dari tiga peneliti yang terlibat dalam penelitian ini, dilansir Minggu (1/9/2013).
Studi ini juga menunjukkan bagaimana pelepasan fosfat saat interaksi antara air dan batuan di Mars 45 kali lebih cepat dari pada di Bumi. Secara keseluruhan, konsentrasi fosfat di lingkungan basah di Mars, jumlahnya dua kali lebih banyak dibanding di planet yang kita huni.
Namun, ditegaskan oleh Adcock bahwa ia dan timnya bukannya menemukan kehidupan di Mars, melainkan mereka menemukan bahwa potensi rintangan untuk munculnya kehidupan di Bumi ternyata bukan suatu masalah sama sekali di Mars. (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.