Makhluk-makhluk hidup ini dijuluki "extremophiles". Mereka mampu bertahan hidup di lingkungan yang sangat panas, dingin, kering, asin, asam, basa, bertekanan tinggi, atau mengandung radioaktif.
Berikut ini adalah lima makhluk extremophiles seperti dirangkum NationalGeographic.com.
Tardigrade dan tiaras
Berukuran sekitar 1 milimeter, tardigrade termasuk dalam jenis polyextremophile dan mampu hidup dalam berbagai kondisi ekstrem.
Tardigrade dapat bertahan dalam rentang suhu -200 derajat celsius hingga 151 derajat celsius, bertahan di lingkungan kurang air dan oksigen serta dalam kondisi alkohol yang mendidih. Makhluk ini juga ribuan kali lebih tahan terhadap paparan radiasi dibandingkan manusia.
Tardigrade bertahan hidup dengan berubah menjadi cryptobiosis ketika berada di lingkungan yang tidak mendukung. Bentuk ini membuatnya "mati suri" karena beberapa sistem tubuhnya, seperti metabolisme, mati sementara. Kondisi ini bisa berlangsung puluhan tahun.
Udang Air Asin
Kemampuan udang air asin untuk bertahan hidup di tempat ekstrem ditunjang oleh tubuhnya. Udang ini memiliki bagian luar tubuh yang kedap air sehingga menguntungkan karena air asin hanya bisa masuk melalui mulutnya.
Makhluk ini bahkan memiliki dua "pompa", insang dan kelenjar khusus pada leher, yang mampu menyaring garam dan membuat kandungan garam di tubuhya tetap seimbang.
Udang air asin juga memiliki tiga jenis hemoglobin, protein yang berguna untuk mengikat oksigen dalam darah, yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan peningkatan kandungan garam di dalam air.
Cacing Es Metana
Makhluk datar, berwarna merah muda, dan sepanjang dua inci ini ditemukan bersembunyi dalam gundukan metana. Mereka diduga juga hidup pada bakteri yang tumbuh pada metana.
Dalam sebuah penelitian, diketahui bahwa cacing ini memiliki rambut tipis yang tumbuh di sekitar tubuhnya.
Cacing es metana bertahan hidup dengan ganggang dan mirip cacing. Namun, sistem reproduksi, metabolisme, dan pertumbuhannya seakan sudah "dirancang" untuk dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang beku.
Ia dapat bertahan hidup dalam suhu nol derajat celsius, tetapi bisa mencair dan mati ketika suhu meningkat menjadi empat derajat celsius.
Mikroba Rushing Fireball
Makhluk bernama Pyrococcus furiosus ini pertama kali ditemukan oleh Karl Stetter di geotermal panas sedimen laut di Vulcano Island, Italia.
Russell mcLendon dalam Mother Earth News melaporkan bahwa para peneliti kini tengah mengembangkan jenis mikroba rushing fireball yang mampu bertahan di kondisi lebih dingin serta memiliki "selera" terhadap karbondioksida. Makhluk tiruan ini nantinya akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan bakar.
Bakteri Tahan Radiasi
Ketika terpapar radiasi, tubuh Dienococcus radiodurans akan pecah, tetapi ia akan mampu kembali lagi ke bentuk semula.
Guiness World Record mencatat bakteri yang juga disebut mikroba Lazurus ini sebagai makhluk hidup paling tahan radiasi. Makhluk ini mampu menahan paparan radiasi 3.000 kali lebih banyak dari yang mampu diterima manusia.
Bakteri tahan radiasi ini kini tengah dikembangkan oleh para peneliti. Mereka memikirkan kemungkinan memanfaatkan bakteri ini untuk melindungi manusia dari paparan radiasi yang berasal dari kemoterapi dan sinar Matahari. (Dyah Arum Narwastu)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.