Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Meningkatkan Konflik

Kompas.com - 02/08/2013, 21:21 WIB

KOMPAS.com - Perubahan iklim dinyatakan berpengaruh pada peningkatan tindak kekerasan di seluruh dunia. Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science.

Diberitakan BBC, Kamis (1/8/2013), peneliti AS menyatakan bahwa perubahan sekecil apapun pada suhu dan curah hujan bisa memengaruhi tindakan penyerangan, pemerkosaan, pembunuhan, serta konflik antar kelompok dan perang.

Para peneliti melakukan observasi berdasarkan 60 studi yang diambil dari seluruh dunia. Data ini mencankup banyak kejadian yang berlangsung dalam 100 tahun terakhir.

"Hubungan yang kami temukan antara variasi iklim dan konflik kadang sangat tinggi," ujar Marshall Burke dari University of California, Berkeley, yang melakukan penelitian.

Beberapa laporan Burke dan rekannya diantaranya mengungkap peningkatan kekerasan di India selama masa kekeringan yang melanda baru-baru ini. Lonjakan tindakan penyerangan, pemerkosaan, pembunuhan juga terjadi pada saat adanya gelombang panas di AS.

Beberapa data bahkan menunjukkan jika peningkatan suhu berpengaruh pada konflik yang lebih besar, termasuk bentrokan antar etnis di Eropa dan perang sipil di Afrika.

"Kita harus hati-hati, tidak semua kejadian dapat dihubungkan dengan iklim tertentu. Namun beberapa temuan menunjukkan hasil yang menarik," kata Burke.

Para peneliti mencari tahu mengapa terdapat hubungan kausal (sebab akibat) antara perubahan iklim dan tindak kekerasan. "Beberapa literatur memberikan petunjuk yang berbeda," ujar Burke.

Bruke mengatakan bahwa faktor ekonomi turut andil dalam hubungan ini. Perubahan iklim sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian di seluruh dunia, terutama bagi masyarakat agraris. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kondisi ekonomi memengaruhi keputusan seseorang untuk ikut atau tidak ikut terlibat dalam sebuah pemberontakan.

Namun, tidak menutup kemungkinan pula bila faktor fisiologi menjadi salah satu penyebabnya. Beberapa studi menunjukkan jika udara panas mendorong seseorang untuk bertindak lebih agresif. Tentunya, hal ini masuh harus diteliti lebih lanjut.

Para peneliti mengatakan bahwa dengan tingkat proyeksi iklim saat ini, dunia akan berubah menjadi tempat yang lebih kejam. Mereka memperkirakan bahwa kenaikan dua derajat celsius pada suhu global dapat meningkatkan kriminalitas hingga 15 persen dan di beberapa daerah dapat meningkatkan konflik kelompok lebih dari 50 persen.

Beberapa peneliti masih mempertanyakan mengapa perubahan iklim dapat memengaruhi munculnya konflik.

Sebuah hasil penelitian Halvard Buhaug dari University of Oslo yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, misalnya, menyatakan bahwa perubahan iklim tidak memiliki pengaruh atas perang sipil di Afrika. Perang tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat kematian bayi yang tinggi, wilayah yang dekat dengan perbatasan internasional, serta kepadatan penduduk lokal yang tinggi. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau