JAKARTA, KOMPAS.com - Penyusunan peta kerentanaan terhadap perubahan iklim pada skala pulau telah didetilkan pada skala kabupaten. Sebagai percontohan dipilih bebrapa kabupaten antara lain Karang Asem dan Negara.
Untuk tahap awal kerentanan difokuskan pada kelompok petani dan nelayan. Tahun ini juga peta skala kabupaten ini akan diselesaikan dan diserahkan kepada pemenrintah daerah setempat. Hal ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Sri Woro B Harijono, dalam Workshop Kerentanan tehadap dampak perubahan iklim, di Jakarta, Senin (29/4).
"Peta ini penting bagi pemerintah daerah untuk penataan kembali ruang wilayah dengan memasukkan kemungkinan perubahan lingkungan akibat perubahan iklim dalam jangka panjang," jelasnya. Dalam kaitan dengan sektor pertanian, peta kerentanan ini dapat digunakan untuk penyusunan pola tanam, pemilihan bibit, dan pemilihan kawasan yang aman terhadap dampak perubahan iklim.
Ditambahkan Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Edvin Aldrian, penyusunan peta kerentanan ini memasukkan tiga faktor utama yaitu keterpaparan atau eksposur, tingkat kepekaan, dan kemampuan adaptasi. Karena itut selain melihat kondisi fisik lingkungan yang terdampak, juga memasukkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Dalam kaitan ini diasumsikan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki kondisi ekonomi yang baik, lebih mampu beradaptasi menghadapi perubahan iklim.
Dedi Sucahyo, Kepala Subbidang Analisa Perubahan Iklim, menambahkan dalam penyusunan peta kerentanan terhadap perubahan iklim ini, telah disusun peta eksposur iklim dalam skala pulau. Setelah pembuatan peta untuk Sumatera, tahun ini diselesaikan peta Bali dan Nusa Tenggara.
Adapun tahun depan mengarah ke Kalimantan dan Sulawesi. Ditambahkan Edvin, dalam penyusunan kerentanan ini, diharapkan data dari Badan Pusat Statistik untuk memasok data tentang kondisi sosio ekonomi di daerah, misalnya tentang pemakaian bahan bakar minyak dan jumlah kendaraan bermotor. Data ini diperlukan untuk mengetahui indeks satuan karbon yg selanjutnya digunakan untuk mitigasi perubahan iklim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.