KOMPAS.com — Candi-candi peninggalan masa Kerajaan Singasari di Malang kian terdesak permukiman warga. Pengembangan wisata sejarah terkendala, sedangkan penelitian untuk menggali situs-situs baru sulit dilakukan karena lahan sempit.
Candi yang terdesak permukiman di antaranya Candi Jago dan Candi Kidal. Candi Jago terletak di Dusun Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, berjarak 22 km dari pusat kota Malang. Sabtu (27/7/2013), wisatawan yang membawa dua kendaraan kesulitan mencari tempat parkir. ”Padahal, setiap akhir pekan sering ada rombongan,” kata juru pelihara Candi Jago, Surjadi.
Candi yang diresmikan pembangunannya tahun 1280 M itu dulu menjadi tempat penyimpanan abu Raja Wisnuwardhana, raja ke-4 Singasari. Candi tersebut berukuran 24 meter x 14 meter dengan tinggi 17,5 meter.
Jarak candi dengan bangunan rumah 2-3 meter. Halaman yang tertata rapi digunakan untuk meletakkan arca-arca besar, seperti tiga arca Muka Kala (wajah raksasa) dan arca Amogapasha, manusia bertangan enam perwujudan Wisnuwardhana.
Arca-arca besar itu dulu di atas candi, hingga kini belum dinaikkan. Halaman sempit menyulitkan renovasi karena batu-batu yang sudah tertumpuk harus diturunkan, lalu disusun ulang.
Kondisi Candi Kidal serupa dengan Candi Jago. Candi di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, itu berdimensi 10,8 meter x 8,5 meter dan tinggi 12,26 meter. Candi itu berada di lahan 870 meter persegi yang lokasinya berimpitan dengan rumah warga.
Pagar halaman candi berbatas langsung tembok rumah warga. Di sisi candi yang dibangun tahun 1284 M itu terdapat peternakan ayam dengan bau menyengat.
Persoalan umum
Menurut Suryadi dari komunitas pencinta sejarah dan cagar budaya Wilwatikta, rata-rata situs-situs di Malang terdesak permukiman warga. Candi lain yang berpotensi pariwisata, seperti Candi Badut, Candi Singhasari, dan Patirtaan Watu Gede, juga tak bisa diperluas halamannya karena padatnya permukiman.
Penelitian arkeologi untuk mengungkap lebih jauh data peninggalan Singasari pun terkendala. Lutfi Fauzi, arkeolog yang meneliti peninggalan Singasari, mengatakan masih banyak data belum terungkap di Singasari. Ia menemukan struktur bangunan permukiman kuno di Dusun Bungkuk, Kecamatan Singasari, bersama tim Pusat Arkeologi Nasional tahun 2009. (IND/KOMPAS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.