KOMPAS.com - Palentolog pada Rabu (17/7/2013) mengumumkan penemuan jenis baru dinosaurus yang aneh. Berukuran raksasa, dinosaurus yang ditemukan ini punya wajah mirip kerbau.
Dinamai Nasutoceratops titusi, spesies baru dinosaurus ini hidup di masa Cretaceous Akhir, sekitar 76 juta tahun yang lalu.
Spesies ini termasuk golongan dinosaurus bertanduk pemakan tumbuhan (ceratops). Meski demikian, dibanding ceratops lainnya, dinosaurus ini punya beberapa hal yang super.
Berdasarkan analisis fosil tengkorak yang ditemukan, palentolog mengatakan bahwa dinosaurus ini punya moncong super, tanduk yang panjang dan bagai pisau serta jumbai. Panjang tubuh dinosaurus ini mencapai 4 meter dan berat 2,5 ton.
Yang khas, bahkan dibandingkan ceratops lain sekalipun, N. titusi punya hidung yang ekstrem besarnya. Ilmuwan belum mengetahui mengapa dinosaurus ini harus punya hidung sebesar itu.
"Hidung jumbo sama Nasutocetarops tidak ada hubungannya dengan baiknya kepekaan bau, sebab reseptor bau terletak di belakang, berdekatan dengan otak," kata Scott Sampson dari University of Utah yang terlibat riset.
"Fungsi dari anggota tubuh yang aneh ini hingga saat ini belum jelas," tambah Sampson, seperti dikutip AFP, Rabu (17/7/2013).
Sementara fungsi hidung belum jelas, Mark Loewen, rekan Sampson, mengatakan bahwa tanduk dinosaurus ini berfungsi untuk merepresentasikan dominasi atau melawan individu lain bila diperlukan.
N. titusi ditemukan di wilayah yang sekarang termasuk Grand Staircase-Escalante National Monument, wilayah dataran tinggi dengan tebing-tebing.
Fosilnya sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 2006 oleh mahasiswa pascasarjana University of Utah, Eric Lund. Penelitian berlangsung cukup lama hingga tahun ini baru bisa diidentifikasi.
Palentolog mengungkapkan, penemuan ini mengingatkan akan sebuah peristiwa yang diperkirakan terjadi 27 juta tahun lalu dimana es mencair, tumpah ke Amerika Utara membentuk dua dataran.
Satu dataran berada di timur dinamai Appalachia smentara satu lagi di bagian barat membentang dari Alaska hingga Meksiko dinamai Laramidia.
Laramadia kemudian dikenal sebagai pusat dinosaurus. Banyak dinosaurus tinggal di wilayah ini, termasuk tyrannosaurus, hadrosaurus, dromaeosaurids dan troodoontids.
Bentuk N. titusi yang tak biasa menunjukkan bahwa spesies mengalami adaptasi dengan habitat lokal, disebut provinsialisme.
palentolog menemukan, jumlah dinosaurus di wilayah penemuan N. titusi saangat melimpah. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi ilmuwan.
"Kami masih bekerja untuk mengetahui bagaimana beragam hewan yang berukuran istimewa itu bisa hidup dalam lahan yang sempit," kata Mark Loewen, peneliti lain.
Nama N. titusi berarti berhidung atau bercula ekstrem besar. Nama spesies ini diambil dari nama Alan Titus, palentolog di Grand Staircase-Escalante National Monument.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.