Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-2004, Frekuensi Gempa Daratan di Aceh Meningkat 6 Kali Lipat

Kompas.com - 04/07/2013, 12:56 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pascagempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, frekuensi gempa daratan di Aceh yang bersumber dari sesar Aceh meningkat sangat signifikan. Hal ini diungkapkan pakar gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano.

Irwan mengungkapkan, dari tahun 1980 sampai Desember 2004, sebelum gempa dan tsunami Aceh, hanya ada 12 gempa bermagnitudo di atas 5 yang bersumber dari segmen Aceh. Sesudah 2004, ada 33 gempa dengan magnitudo di atas 5 dengan mekanisme sesar geser dan terjadi di sesar Aceh.

"Ini cuma dalam waktu 8 tahun saja. Kalau dulu rata-rata 2 tahun 1 gempa, sekarang lebih dari 3 gempa merusak dalam satu tahun," kata Irwan lewat percakapan dengan Kompas.com, Kamis (4/6/2013). Jadi, pasca-2004, gempa daratan di aceh meningkat 6 kali lipat.

Menurut Irwan, peningkatan frekuensi gempa daratan terkait dengan energi sangat besar yang dilepaskan dalam peristiwa gempa 2004. Energi tersebut meningkatkan regangan di sekitarnya. Di daratan, energi mempercepat siklus gempa.

Gempa bermagnitudo 6,2 pada Selasa (2/7/2013) adalah salah satu gempa daratan yang dipicu oleh energi yang dilepaskan pada gempa tahun 2004. Gempa dua hari lalu tersebut bersumber pada aktivitas segmen Aceh, terjadi pada kedalaman 10 km.

Menurut Irwan, peningkatan frekuensi gempa daratan ini menjadi peringatan bahwa ancaman utama Aceh saat ini adalah gempa daratan. Gempa besar yang bersumber di laut dan menyebabkan tsunami serta berdampak pada Aceh sudah kecil kemungkinannya.

Kewaspadaan gempa daratan perlu ditingkatkan. Dari peristiwa gempa dua hari lalu, tampak banyak hal belum disiapkan untuk menghadapi ancaman gempa daratan. Jumlah bangunan rusak masih besar dan sebagian besar korban tewas karena reruntuhan bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com