Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2013, 17:47 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebakaran hutan di Riau yang menyebabkan asap tebal juga menyelimuti negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sejak 17 Juni 2013. Mengapa kabut asap tebal menyebar hingga ke negara tetangga tersebut?

Berdasarkan analisis sebaran asap yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hal tersebut terjadi karena faktor alam.

"Pertama disebabkan anomali cuaca di Indonesia sehingga arah angin berubah dari normalnya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2013).

Selain itu, hangatnya perairan laut Indonesia juga menyebabkan timbulnya pusat tekanan rendah dan siklon tropis. Massa uap air dan asap kemudian tertarik menuju pusat tekanan rendah (siklon tropis) itu. Pada 18 Juni 2013, tumbuh siklon tropis Leepi di Samudra Pasifik atau barat daya Jepang. Arah angin di Indonesia pun mengarah ke sana.

"Diperkirakan akan sampai 7 hingga 10 hari sejak terbentuknya 18 Juni itu," kata Sutopo.

Setelah itu, pada 20 Juni 2013, tumbuh siklon tropis Bebinca di Laut China Selatan atau sebelah barat Filipina menuju Vietnam. Kondisi itulah yang menyebabkan asap di Riau mengalir ke arah timur hingga Kalimantan. Asap kemudian berbelok ke arah utara menuju siklon tropis.

"Dalam perjalanannya, asap tersebut melalui Singapura dan menimbulkan jarak pandang berkurang," ujarnya.

BNPB dan pihak terkait telah mempersiapkan hujan buatan untuk menghentikan kebakaran hutan Riau. Sebanyak dua pesawat Casa 212, yaitu pesawat TNI AU dari Lanud Halim Perdanakusumah dan pesawat BPPT yang berada di Banjarmasin, telah diterbangkan ke Pekanbaru, Jumat. Pesawat Hercules C-130 TNI AU pun diterbangkan dari Lanud Husein Sastranegara Bandung ke Pekanbaru, ditambah dua helikopter untuk water bombing.

Pemadaman api lahan dan hutan akan terus dilakukan melalui darat, udara, melalui water bombing dengan menggunakan helikopter, dan hujan buatan dengan menggunakan pesawat terbang. Terakhir, lakukan sosialisasi dan penegakan hukum atas terjadinya kebakaran itu.

Seperti diketahui, jumlah titik api di hutan Riau meningkat sejak 15 Juni 2013. Diperkirakan 200 hektar lahan gambut masih terbakar. Kabut asap juga telah menyasar ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Kedua negara tersebut mulai diselimuti asap tebal pada Senin (17/6/2013).  Asap tebal itu telah mengganggu kesehatan dan mengganggu aktivitas warga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Rekomendasi untuk anda
    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

    Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

    Fenomena
    Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

    Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

    Oh Begitu
    Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

    Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

    Fenomena
    Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

    Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

    Oh Begitu
    Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

    Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

    Fenomena
    Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

    Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

    Fenomena
    Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

    Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

    Oh Begitu
    Apa yang Membuat Ketan Lengket?

    Apa yang Membuat Ketan Lengket?

    Oh Begitu
    Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

    Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

    Fenomena
    Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

    Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

    Oh Begitu
    Dari Mana Asal Anggur Muscat?

    Dari Mana Asal Anggur Muscat?

    Oh Begitu
    Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

    Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

    Fenomena
    6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

    6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

    Kita
    Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

    Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

    Oh Begitu
    Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

    Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

    Oh Begitu
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com