Osilasi Madden Julian Tingkatkan Curah Hujan dalam Sepekan

Kompas.com - 17/06/2013, 17:08 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Osilasi Madden Julian yang kini tengah berada di wilayah Indonesia menguatkan dampak anomali suhu muka laut sehingga semakin meningkatkan curah hujan dalam sepekan ini.

Demikian dikatakan Thomas Djamaluddin, Deputi Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2013).

Thomas mengatakan, sebenarnya Indonesia saat ini telah mengalami musim kemarau. Tandanya adalah perubahan arah angin yang kini sudah bergerak dari selatan ke utara, alias dari Australia melewati Indonesia kemudian wilayah Asia Tenggara lain.

Namun, anomali suhu muka laut di Samudera Hindia membuat pembentukan awan penyebab hujan masih aktif. Suhu muka laut di Samudera Hindia tercatat masih hangat, hingga 29 derajat celsius.

Dampak anomali suhu muka laut tersebut bisa dirasakan selama bulan April dan Mei 2013. Hujan masih mengguyur beberapa wilayah Indonesia, bahkan memicu terjadinya banjir. Kemarau dengan hiasan hujan ini diistilahkan kemarau basah.

Dalam kasus hujan lebat selama sepekan terakhir, termasuk yang melanda Jakarta hari ini, sebabnya tak cuma anomali suhu muka laut itu. Ada sebab lain yang memperkuat, yaitu siklus atau Osilasi Madden Julian yang kini menjalar di wilayah Indonesia.

"Anomali suhu muka laut itu diperkuat dengan adanya siklus Madden Julian yang menyebabkan pembentukan awan makin aktif. Faktor ini yang lebih kuat memicu hujan selama sepekan, dan di Jakarta hari ini," kata Thomas.

Siklus atau Osilasi Madden Julian adalah siklus aktivitas pembentukan awan yang bergerak dari barat ke timur. Sebelumnya, osilasi itu menjalar di wilayah Afrika sebelum sampai di Indonesia. Pergerakan osilasi itu berlangsung rata-rata dua bulan.

Turut memperkuat terjadinya hujan lebat adalah pusat tekanan rendah di barat daya Sumatera dan Jawa. Selain itu juga ada bibit siklon tropis yang terdapat di wilayah Filipina saat ini.

Thomas mengatakan, Osilasi Madden Julian masih akan terus mengakibatkan hujan hingga 20 Juni 2013 mendatang. Setelahnya, intensitas hujan di musim kemarau akan berkurang. Namun, selama anomali suhu muka laut masih ada, hujan di musim kemarau juga masih akan terjadi.

Fenomena kemarau basah sendiri tak cuma terjadi kali ini. Tahun 2010 lalu, fenomena ini juga pernah terjadi. Anomali yang memicu kemarau basah, menurut Thomas, semakin sering terjadi beberapa tahun terkahir. Perubahan iklim diduga sebagai sebabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau