BATAM, KOMPAS.com - Tim eksplorasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menemukan 283 jenis vegetasi di Batam. Jenis-jenis vegetasi itu antara lain anggrek raksasa yang dikenal sebagai anggrek tebu (Grammatophyllum sp), candan atau gaharu (Aquilaria hirta), kruing, meranti, bintangur, serta rotan.
”Candan, meranti, rotan bisa diekspor. Ada penelitian di luar negeri yang menyebut, pada skala laboratorium, bintangur jenis tertentu mengandung bahan untuk obat HIV,” kata Yufi Isnaini, salah satu anggota tim LIPI, Kamis (13/6/2013), di Batam, Kepulauan Riau. Eksplorasi berlangsung 14 hari, hingga pekan depan.
Menurut Yufi, varian tumbuhan di Batam belum terdata. Padahal, alih fungsi hutan terus terjadi menjadi permukiman, areal komersial, dan perkantoran.
Sebelum berangkat eksplorasi, tim berupaya mencari data vegetasi Batam, tetapi mereka tidak menemukannya. Ketiadaan data membuat tim kesulitan menentukan tumbuhan tertentu tergolong langka atau tidak. Penentuan status penting untuk tindakan konservasi selanjutnya.
Kebutuhan lahan di Batam untuk permukiman dan areal komersial cukup tinggi. Alternatifnya hanya mengubah fungsi hutan. Pengalihan fungsi itu tidak bisa dicegah jika tidak diketahui di hutan ada tumbuhan langka atau tidak.
”Setelah selesai eksplorasi, kami akan mencocokkan dengan data LIPI. Jika belum terdata, akan dicatat,” ujar Yufi.
Tim eksplorasi, kata Yufi, juga menemukan aneka kantong semar (Nepenthes sp) tumbuh di berbagai penjuru Batam. Hal itu menunjukkan tanah Batam kurang subur. Kantong semar mudah hidup di tanah yang kurang nutrisi.
”Kami mengusulkan, Batam membuat taman kantong semar kalau kebun raya jadi dibangun di sini,” katanya. Yufi juga jadi anggota tim pendamping pembuatan Kebun Raya Batam.
Tim menemukan kantong semar tersebar di lahan seluas 86,5 hektar yang akan dijadikan Kebun Raya Batam di kawasan Nongsa.
Kebun raya
Kepala Bagian Humas Sekretariat Kota Batam Ardi Winata mengatakan, Kebun Raya Batam dalam proses pembuatan. Menurut rencana, tidak hanya vegetasi Batam yang ditanam di sana. ”Batam akan mengundang setiap provinsi menyumbang tumbuhan endemik masing-masing, lalu ditanam di areal khusus untuk setiap provinsi,” ujarnya.
Konsepnya seperti di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Setiap provinsi mempunyai anjungan untuk memajang kekayaan budaya masing-masing. Namun, Kebun Raya Batam tidak meminta daerah membuat rumah adat seperti di TMII. ”Kirim saja tanaman agar bisa dilihat seperti apa keragaman tanaman di Indonesia,” kata Ardi.
Selain tanaman endemik setiap provinsi, juga akan ditanam vegetasi lain. Direncanakan akan ada areal khusus bakau. Di lokasi calon kebun raya, ada areal bakau alami. (RAZ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.