Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerikil Ini Buktikan Mars Punya Air

Kompas.com - 02/06/2013, 14:13 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Ilmuwan baru saja menemukan kerikil di Planet Mars yang bisa menjadi bukti bahwa air pernah mengalir di planet itu, mendukung teori bahwa Mars pernah mampu mendukung kehidupan.

Penemuan batu kerikil berbentuk bulat oleh tim miosi Curiosity, kendaraan beroda enam yang menjalankan misi di Mars sejak Agustus 2012 itu, dipublikasikan di jurnal Science yang terbit pada Kamis (30/5/2013). Menurut peneliti, kerikil bulat seperti yang ditemukan hanya bisa terbentuk bila terbawa oleh air dalam jarak jauh.

Penemuan ini adalah bukti pertama bahwa air pernah mengalir di Mars.

Dawn Summer, geolog di University of California, Davis, mengungkapkan bahwa penemuan ini dimungkinkan karena pemilihan lokasi pendaratan yang tepat bagi misi Curiosity. Pada 6 Agustus 2012 lalu, Curiosity mendarat di sebuah wilayah Mars bernama Kawah Gale.

Summer seperti dikutip Daily Mail, Kamis, mengatakan, "Alasan utama kami memilih Kawah Gale sebagai tempat pendaratan adalah untuk meneliti lapisan batuan yang ada di kaki Gunung Sharp (gunung yang menjulang 5 km dari kawah Gale), sekitar lima mil jauhnya."

"Kami tahu ada struktur tanah berbentuk kipas di lokasi pendaratan, deposit sedimen berbentuk kerucut, yang pasti membutuhkan air dalam pembentukannya," imbuh Summer.

Laporan tim ilmuwan dalam publikasi penelitian menyatakan bahwa jika air memang pernah mengalir sejauh beberapa kilometer saat itu, kondisi Mars saat kerikil itu terdepositkan sangat berbeda dengan lingkungan Mars yang dingin dan kering saat ini.

Publikasi penelitian menyatakan, "Deposit fluvial purba ini juga mengindikasikan adanya aliran air di lanskap Mars, temuan yang meningkatkan prospek adanya lingkungan yang mendukung kehidupan di Mars masa lalu."

Penelitian lebih lanjut diperlukan. Publikasi lain dalam jurnal ilmiah Science pada edisi yang sama menyatakan, masih diperlukan studi tentang radiasi di Mars jika nantinya ada astronot yang akan meneliti secara langsung geografi Mars.

Hasil pengukuran instrumen Radiation Assesment Detector (RAD) yang terpasang di Curiosity selama 253 hari perjalanan dan misi di Mars, seperti dikatakan Cary Zeitlin dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, menyatakan bahwa astronot akan terpapar radiasi dalam dosis tinggi bila menjalankan misi di Mars, lebih tinggi dari dosis yang diterima seumur hidup.

"Secara akumulasi, jumlah radiasi yang diterima seperti menerima CT Scan di seluruh bagian tubuh setiap lima atau enam hari. Memahami lingkungan radiasi dalam pesawat antariksa yang membawa manusia ke Mars atau tujuan lain sangat penting untuk merencanakan perjalanan misi berawak pada masa depan," ungkap Zeitlin.

"Berdasarkan pengukuran RAD, kecuali bila sistem propulsi bisa dikembangkan secara cepat, paparan radiasi paling besar diterima saat keberangkatan dari Bumi dan pulangnya, ketika pesawat dan awaknya terpapar radiasi dari ruang antarplanet, hanya dilindungi oleh pelindung radiasi yang ada di pesawat saja," tambahnya.

Penelitian radiasi yang akan diterima di permukaan Mars diperlukan untuk mendukung misi selama 500-600 hari di planet merah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau