KOMPAS.com — Banyak produk kosmetik mengandung bahan berbahaya. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh University of California, Berkeley, ditemukan kandungan logam berat di 32 produk lipstik dan lip gloss yang duji.
Logam berat yang ditemukan antara lain timbal, kadmium, krom, aluminum, dan lima jenis logam lainnya. Pada beberapa produk, kandungan logam berat berada di ambang batas yang mampu merugikan kesehatan.
"Bukan penemuan logamnya yang menjadi isu utama, tetapi jumlahnya yang dipermasalahkan. Beberapa logam beracun ditemukan pada level yang bisa berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang," kata S Katherine Hammond, profesor ilmu lingkungan di UC Berkeley, yang melakukan studi.
Lipstik dan lip gloss menjadi perhatian sebab menjadi bekas ciuman atau ada di permukaan kulit. Karena dioleskan di mulut, sebagian dari lipstik dan lip gloss pasti tertelan dan diserap tubuh.
Peneliti mengungkapkan, pada pemakaian rata-rata atau dua kali sehari, lebih kurang 24 miligram dari bagian lipstik atau logamnya tertelan. Sementara untuk pemakaian tinggi, jumlah logam yang tertelan bisa mencapai 97 miligram.
Dengan menggunakan perhitungan berbasis batas jumlah logam yang tertelan, penggunaan lipstik secara terus-menerus setiap hari akan mengakibatkan penumpukan krom dalam jumlah berlebih dan berpotensi mengakibatkan tumor perut.
Penggunaan lipstik yang mengandung logam berat juga bisa mengakibatkan akumulasi aluminum, kadmium, dan juga mangan. Akumulasi mangan dalam jumlah berlebih bisa memicu terjadinya kerusakan sistem saraf.
Sementara itu, kandungan timbal ditemukan pada 24 produk lipstik yang diuji. Kandungan timbal pada lipstik sebenarnya masih berada di bawah ambang batas. Namun, kandungan timbal itu berbahaya sebab lipstik dan make up lainnya sering dipakai mainan anak-anak.
Di Eropa, kandungan kadmium, krom, dan timah tidak diperbolehkan dalam jumlah berapa pun. Hal yang sama belum diatur di banyak negara. Tak berarti pemakaian lipstik tak diperbolehkan, tetapi pemakai mesti lebih hati-hati memilih, dan pemerintah wajib menyusun peraturan.
"Studi kami termasuk kecil, hanya menggunakan sampel lipstik yang dipakai perempuan Asia di Oakland, California. Namun, lipstik dan lip gloss dalam studi kami banyak ditemui di supermarket," kata Sa Liu, pimpinan studi ini, seperti dikutip Eurekalert, Kamis (2/5/2013).
Dengan demikian, produk yang diuji, meski tak disebutkan mereknya, bisa terdapat di mana saja. Jadi, mulailah berhati-hati. Studi dilakukan pada produk lipstik baik yang berharga murah maupun mahal. Jadi, tak berarti lipstik high end bebas logam berat dan sebaliknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.