Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"God Particle" Menyisakan Soal

Kompas.com - 01/05/2013, 10:20 WIB

Perkembangan kosmologi sebagai upaya memahami alam semesta diwarnai oleh berbagai teori yang silih berganti muncul untuk menjawab berbagai pertanyaan. Alam semesta sedemikian masif ukurannya, sementara orde usianya pun mencapai orde miliaran (!).

Teori Ledakan Besar menyebutkan bahwa alam semesta terbentuk saat terjadi ledakan besar pada kondisi densitas dan tekanan yang ekstrem tinggi. Pada masa itu, alam semesta didominasi radiasi. Energinya banyak berupa foton dan berbagai partikel tak bermassa atau bermassa demikian kecil, seperti neutron, yang bergerak dengan kecepatan cahaya.

Menggunakan penghitungan konstanta Gravitasi (G) dari teori fisika klasik, C (kecepatan cahaya) dari teori relativitas Albert Einstein, serta konstanta Planck dari teori kuantum.

”Ditemukan bahwa ledakan besar selesai pada waktu 10-43 detik (imaginery time Einstein) dari waktu awal,” ujar Freddy.

Begitu ledakan besar selesai, suhu kosmos turun secara drastis. Hanya dalam tempo seperseratus detik, temperatur kosmos turun menjadi sekitar 100 miliar Kelvin (suhu kelvin = suhu celsius + 273,15) dan kecepatan rata-rata partikel pun meningkat.

Suhu pada saat terbentuknya alam semesta diperkirakan sekitar empat triliun derajat celsius. Percobaan dilakukan dengan Relativistic Heavy Ion Collider (RHIC) yang dibangun di kedalaman di bawah kota New York, AS.

”Temperatur ini cukup untuk melelehkan proton dan neutron,” tutur Steven Vigdor saat pertemuan the American Physical Society di Washington, tiga tahun lalu. Suhu alam semesta saat ini, menurut Freddy, 2,73 Kelvin.

Penemuan Higgs boson bukan langsung melegakan semua pihak. Para ilmuwan justru gundah karena Higgs boson yang ditemukan terlalu sederhana, sesuai dengan Standard Model, padahal diharapkan ada Higgs boson lebih kompleks yang terkait fenomena mengembangnya alam semesta. ”Mungkin kita bisa tahu pada dekade mendatang,” ujar Michael Peskin, ahli fisika di SLAC-Laboratorium Akselerator di Stanford University.

Selain itu nama Higgs boson juga menuai protes karena teori partikel Higgs juga dimunculkan Francois Englert (Belgia), Carl Hagen (AS), dan Gerald Guralnik (AS), bukan hanya oleh Peter Higgs (Inggris).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com