Belum Bakal Ada Vaksin Baru HIV

Kompas.com - 29/04/2013, 09:46 WIB

KOMPAS.com - Kamis (25/4/2013), muncul berita tak menyenangkan. Penelitian menemukan vaksin baru Acquired Immuno Deficiency Syndrome dihentikan. Vaksin tak mampu mencegah infeksi akibat virus Human Immunodeficiency Virus. Penelitian itu melibatkan 2.504 relawan di 19 kota di Amerika Serikat sejak tahun 2009.

Bagi Dr Anthony Fauci dari National Institutes of Health (NIH) bagian National Institute of Allergy and Infectious Diseases, pengumuman itu amat mengecewakan. ”Namun, setidaknya ada informasi penting yang didapatkan,” katanya.

Separuh relawan disuntik dummy vaksin yang disebut HVTN 505, tiruannya. Separuh lagi menerima dua bagian vaksin hasil percobaan yang dikembangkan NIH. Mereka juga diberi kondom gratis dan informasi lain.

Strategi pengobatan menggunakan vaksin berbasis DNA hasil rekayasa genetika untuk meningkatkan sistem imun (kekebalan tubuh) untuk menyerang virus Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Vaksin lain berupa materi yang sama dibungkus virus yang dilemahkan, berfungsi sebagai suntikan booster yang memperkuat respons.

Kedua vaksin tak menimbulkan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sel imun, disebut sel-T, dirangsang mampu mengenali dan menyerang sel-sel terinfeksi HIV dalam tubuh seseorang. Harapannya, infeksi bisa dicegah atau dilawan.

Pada kaji ulang ditemukan, terdapat 41 penerima vaksin terinfeksi HIV, sedangkan kelompok plasebo 30 orang terinfeksi. Dalam 28 minggu percobaan, 27 pasien terinfeksi HIV dan 21 terinfeksi di kelompok plasebo.

Relawan Josh Robbins (30) dari Nashville, Tennessee, AS, mengatakan, ia beruntung ikut percobaan karena mendapat pemeriksaan lebih intens. Di samping itu, percobaan tersebut disadarinya berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan. ”Kita harus maju terus, siapa tahu di masa depan berhasil,” kata dia.

Berbagai studi untuk vaksin baru AIDS menemui kegagalan. Tahun 2009, penelitian di Thailand dinilai cukup sukses. Sementara itu, penelitian lain bertujuan membuat antibodi yang kuat untuk mencegah serangan sel-T sebelum HIV masuk ke sel pertama. Semua percobaan itu butuh dana berkelanjutan.

Mitchell Warren dari AIDS Vaccine Advocacy Coalition mengatakan, ”Masalah vaksin AIDS masih kritis.” (AP/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau