Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Observatorium Bosscha 90 Tahun

Kompas.com - 24/04/2013, 08:40 WIB

”Baru-baru ini, Thailand meresmikan institut astronomi yang mengoperasikan teleskop modern berdiameter 2,4 meter. Teleskop dengan diameter lebih dari 8 meter juga sudah ada beberapa,” kata Mahasena.

Meski demikian, Observatorium Bosscha telah menghasilkan banyak laporan dari belahan bumi selatan dan berkontribusi besar terhadap riset astronomi dunia. Observatorium ini, yang kemudian dilengkapi dengan Wisma Kerkhoven—tempat kegiatan ilmiah dan sekaligus museum astronomi—adalah saksi dedikasi terhadap ilmu pengetahuan.

Di sini hadir The Pik Sin, orang Indonesia pertama yang meraih gelar doktor bidang astronomi (1959) dan menjadi Direktur Observatorium Bosscha ketujuh (1959-1968). Tahun 1976 ada Bambang Hidayat, orang Indonesia pertama yang diangkat menjadi Guru Besar Astronomi ITB dan kemudian menggantikan The Pik Sin (1969-1999).

Penghargaan internasional juga bisa dilihat dari empat astronom Indonesia—dan pernah memimpin Observatorium Bosscha—yang diabadikan menjadi nama asteroid oleh Perserikatan Astronomi Internasional. Mereka adalah Bambang Hidayat, Moedji Raharto, Dhani Herdiwijaya, dan Taufiq Hidayat.

Dengan segala keterbatasannya, Observatorium Bosscha terus meneliti dan mendidik, serta, terutama, menumbuhkan kecintaan pada sains dan budaya bernalar.

Peluang

Menurut Mahasena, keberadaan observatorium ini tidak bisa dipisahkan dari kelompok keahlian dan Program Studi Astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB. ”Generasi muda yang berminat belajar astronomi di ITB semakin banyak dan berkualitas sehingga mereka bisa diharapkan menjadi motor penggerak astronomi Indonesia,” katanya.

Aktivitas astronomi yang semakin maju akan menumbuhkan kerja sama internasional sehingga calon astronom dan astronom muda bisa mendapatkan tantangan dan tempat yang kondusif untuk berkarya.

”Namun, fasilitas untuk berbicara lebih banyak di frontier astronomi berada di luar jangkauan budget Observatorium Bosscha saat ini sehingga astronom harus pandai menemukan tantangan yang bisa diselesaikan dengan fasilitas yang ada,” ucap Mahasena.

Dengan sumber daya terbatas, sebelum fasilitas pengamatan baru tersedia, yang paling penting saat ini adalah menjaga lingkungan dan kegelapan langit di sekitar Lembang. Ini menjadi taruhan karena, seperti diungkapkan Henry David Thoreau, tanpa observatorium, teleskop, dan terutama astronom, kita tidak akan menemukan hal-hal baru di semesta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com