Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Rambat ke Kawah Sileri

Kompas.com - 05/04/2013, 04:08 WIB

Banjarnegara, Kompas - Aktivitas kegempaan di Dieng, yang semula terjadi di sekitar Kawah Timbang, kini merambat ke sekitar Kawah Sileri. Kamis (4/4), terekam gempa tremor terus-menerus di stasiun Kawah Sileri dari pukul 08.05-08.49.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, gempa tremor yang terdeteksi di sekitar Kawah Sileri tidak terdeteksi dari stasiun Kawah Timbang. Gempa di sekitar Sileri wajar terjadi karena Gunung api Dieng merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa kawah aktif. Dalam kasus tragedi tahun 1979, letusan Kawah Sinila juga memicu keluarnya gas beracun dari Kawah Timbang.

Berdasarkan data PVMBG, di Dieng terdapat sedikitnya 70 kawah di bagian timur dan tengah serta 30 kawah di bagian barat. Dalam 200 tahun terakhir, setidaknya terjadi 10 letusan freatik dan bencana semburan gas beracun yang menewaskan lebih dari 250 orang.

Kawah Sileri merupakan salah satu yang paling aktif di Dieng, dengan karakter letusan freatik dan menyemburkan lumpur panas. Erupsi Kawah Sileri tahun 1944 menewaskan 114 orang. Tahun 1984 dan 1986, Sileri juga menyemburkan lumpur panas. Tahun 2003, 2006, dan 2009 kembali terjadi erupsi lumpur panas di Sileri.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Api Dieng Tunut Pujiharjo mengatakan, Kawah Sileri dikelilingi ladang warga dan cukup jauh dari hunian warga. ”Permukiman terdekat adalah Desa Kepakisan, berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Sileri,” katanya.

Dari pemantauan, kawah ini cukup lebar dan menyemburkan asap putih tebal menguar hingga 40 meter. ”Volume air kawah berkurang dan terjadi perubahan warna air dari kebiruan menjadi kelabu tua,” kata Surono.

Dari Kawah Sileri tercium bau belerang lemah. Petugas di PVMBG mencatat, suhu kawah 54,6 celsius dan pH 5,52. Beberapa warga terlihat bekerja di ladang pertanian dekat kawah.

Pemantauan dari Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, asap putih tebal masih keluar dari Kawah Timbang, condong ke arah utara dengan ketinggian 30 meter. Bau belerang tercium menyengat pukul 15.00.

Menurut Tunut, berdasar data terakhir, konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara sekitar Kawah Timbang mulai turun. Namun, untuk hidrogen sulfida (H2S) masih tetap tinggi.

Kerugian diganti

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com