Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2013, 08:59 WIB
|
Editoryunan

UTRECHT, KOMPAS.com — Teks kuno Mesir yang ditulis 1.200 tahun lalu menyuguhkan cerita kontroversial tentang kisah penyaliban Yesus. Teks tersebut ditulis dalam bahasa Koptik, bahasa terakhir dari bahasa Mesir.

Teks tersebut kini diterjemahkan oleh Roelof van den Broek dari Utrect University di Belanda. Terjemahan teks itu dikemas dalam buku berjudul "Pseudo-Cyril of Jerusalem on the Life and the Passion of Christ" (Brill, 2013).

Dikutip Livescience, Rabu (13/3/2013), van den Broek mengungkapkan beberapa kisah kontroversial penyaliban yang sama sekali berbeda dengan versi cerita Alkitab. Salah satunya tentang Yesus dan Pontius Pilatus, jaksa yang menuntut penyaliban Yesus.

Dalam teks Mesir ini, Pontius Pilatus menawarkan opsi pada Yesus. Jika Yesus bersedia, maka Pilatus akan menggantikan Yesus dengan anaknya sendiri. Dengan demikian, anak Pontius Pilatus-lah yang disalib.

Dalam teks, Pilatus mengatakan pada Yesus, "Lalu malam datang, terbit dan berlalu, dan kala pagi menjelang dan mempersalahkanku karenamu, aku akan memberikan pada mereka satu-satunya putraku sehingga mereka dapat membunuhnya untuk menggantikan tempatmu."

Yesus dikisahkan menolak tawaran tersebut. Ia mengatakan bahwa ia bisa saja melarikan diri jika menginginkannya. Namun, Yesus memilih menerima jalan hidupnya, akhirnya disalib, dan wafat pada hari yang disebut Jumat Agung.

Dikisahkan pula bahwa Pilatus dan istrinya telah mendapat penglihatan terkait kematian Yesus. Mereka melihat elang terbunuh. Dalam gereja Koptik dan Ethiopia, Pilatus dianggap sebagai seorang santo.

Fakta mengejutkan lain adalah tentang Perjamuan Terakhir. Dalam Alkitab, perjamuan tersebut diadakan pada hari yang disebut Kamis Putih. Yesus makan malam dengan murid-muridnya, sehari sebelum diri-Nya wafat disalib.

Versi berbeda muncul dalam teks Mesir ini. Yesus tidak mengadakan Perjamuan Terakhir pada hari Kamis, melainkan hari Selasa. Perjamuan terakhir juga tidak dilakukan bersama murid-muridnya, tapi bersama Pontius Pilatus. Yesus dibawa ke hadapan Caiaphas dan Herodes.

Teks pun mengungkap alasan Yudas Iskariot mencium Yesus. Menurut teks itu, Yesus kadang berubah wujud, kadang menjadi kemerahan, kadang menjadi putih gandum. Kadang menjadi tua, kadang menjadi muda. Ciuman Yudas membantu mengidentifikasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+