CAPE CANAVERAL, KOMPAS.com - Analisis dari serbuk batu yang berhasil diambil wahana antariksa Curiosity menunjukkan bahwa Mars memang punya materi yang mendukung kehidupan.
Berdasarkan penelitian, serbuk batu bernama "John Klein" yang ditemukan di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay mengandung material tanah liat, sulfat dan mineral lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
John Grotzinger, pimpinan tim ilmuwan misi Curiosity, mengungkapkan bahwa wilayah Yellowknife Bay di masa lalu diduga memiliki air yang bisa diminum.
Komposisi serbuk batu Mars itu berhasil diuraikan menyusul keberhasilan Curiosity melakukan pengeboran pertama batu Mars. Batu Mars yang dibor dinamai John Klein, sesuai nama ilmuwan anggota misi Curiosity yang meninggal tahun 2011 silam.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak Agustus 2012 lalu. Wahana ini telah membantu mengungkap adanya batu Mars yang mirip dengan batu Bumi dan bukti terkuat adanya air di Mars.
Saat ini, tantangan utama adalah menemukan senyawa organik di Mars. Penemuan senyawa organik di Mars menjadi tantangan berat. Mars yang tak punya atmosfer setebal Bumi rentan oleh radiasi kosmik yang bisa merusak senyawa organik.
Jika Mars punya senyawa organik, maka ada lebih banyak kemungkinan planet itu punya kehidupan. Tapi, jika senyawa organik tak ada, bukan berarti Mars tak pernah punya kehidupan.
"Anda tak perlu punya karbon dalam lingkungan geologis tertentu yang bisa dihuni untuk menjumpai adalanya metabolisme mikroba," ungkap Grotzinger seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2013) kemarin.
Menurutnya, ada banyak mikroba di Bumi yang terbukti mampu bermetabolisme dengan memanfaatkan senyawa anorganik.
"Jelas perlu ada sumber karbon. Tetapi jika memang hanya ada CO2, anda pun bisa menemukan organisme kemoautotrof yang memakan batuan, melakukan metabolisme dan dan menghasilkan senyawa organik berbasis karbon itu," papar Grotzinger.
Batu John Klein yang jadi sampel pengeboran sendiri diduga berumur 3 miliar tahun, menghabiskan cukup waktu di lingkungan yang tak asam dan tak terlalu asin sehingga mineral bisa terbentuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.