Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyenangkan! Permainan Tradisional Bugis-Makassar

Kompas.com - 16/02/2013, 12:26 WIB

Cara bermainnya, serupa dengan permainan bola. Para pemain saling berlomba memasukkan bola ke gawang lawan. Uniknya, para pemain tidak menendang bola langsung dengan kaki, melainkan menggunakan tongkat serupa dayung. Pemain dan pemain lawan pasangannya pun bermain dengan punggung yang saling menempel.

Ya, Bu’uh Rawe adalah permainan yang tercipta di kalangan anak-anak nelayan Bugis-Makassar di pesisir pantai. Dulunya, permainan ini dimainkan oleh para nelayan yang tengah dilanda kebosanan saat berada di atas perahu yang terombang-ambing di tengah laut. Bolanya dibuat dari tempurung kelapa agar mengambang bila jatuh ke laut.

Seperti sepak bola, Bu’uh Rawe pun punya aneka tata cara permainan, yang apabila dilanggar, dikenakan sanksi. “Jika pemain mengambil bola tanpa dayung dan menggunakan kaki, itu pelanggaran. Pemain juga akan kena penalti itu jika bola kena kaki, atau kena batas gawang,” tutur Daeng Achi sang wasit.

Permainan akan berlangsung selama 3 babak. Masing-masing babak berlangsung selama 5 menit. Tiap berganti babak, tim pemain akan berganti gawang.

5. Makkaddaro

Permainan ini menggunakan tempurung kelapa sebagai alat permainannya. Masing-masing kelompok yang terdiri dari dua pemain saling bergantian menembakkan kaddaro atau tempurung kelapa hingga mengenai sasaran berupa kaddaro lawan yang dipasang di titik tertentu.

Permainan ini punya lima tahap permainan yang disesuaikan dengan cara melempar kaddaro masing-masing. Misalnya, pada Tendang Tapak Kaki di tahap pertama, pemain harus menendang kaddaro menggunakan kaki. Atau, Siku di tahap keempat yang mengharuskan para pemainnya membawa kaddaro di bagian siku untuk dijatuhkan di atas kaddaro lawan. Atau, Ma’jujung Kaddaro di tahap kelima yang mengharuskan para pemainnya menjunjung kaddaro di atas wajah.

Kedua tim pemain akan saling bergantian bermain. Bila tim yang satu usai bermain, maka tim lawan baru ganti bermain. Tim pemenang adalah tim yang paling banyak mengumpulkan poin yang dihitung oleh wasit. Tim yang kalah harus menirukan laku seekor monyet. Uuuuuk aaak uuuk aaak....

6. Bise’-bise’ang

Permainan ini diangkat dari permainan masyarakat pesisir Bugis-Makassar. Pada permainan ini, pemain akan bergerak di titik awal ke titik tertentu menggunakan sarung sebagai kendaraan. Sarung yang digunakan dalam permainan ini menyimbolkan sebuah perahu yang digunakan seorang nelayan saat pergi berlayar mengarungi lautan.

Dulunya, satu sarung dimainkan oleh satu orang pemain. Kini, satu sarung dimainkan oleh dua orang pemain yang duduk berhadap-hadapan dan saling bekerja sama menjalin kaki untuk menggerakkan perahu sarung.

“Permainan bise’-bise’ang ini benar-benar menguji kekompakan para pemain dalam satu tim. Meski kelihatannya sederhana, tapi permainan ini sungguh menguras tenaga, juga menguras tawa!” seru Ramon terkekeh. Dan sungguh, permainan ini memang sungguh kocak bagi yang melihatnya.

Masih ada segudang kekayaan permainan tradisional lain yang menanti untuk dimainkan. Simak terus Kampung Main yang tayang di Kompas TV tiap Sabtu jam 10.00 WIB. (Vyara)

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Oh Begitu
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Fenomena
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Oh Begitu
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Oh Begitu
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Oh Begitu
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Fenomena
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Kita
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Kita
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Kita
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau