Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neutrino, Kunci Menuju Batas Semesta

Kompas.com - 14/02/2013, 08:08 WIB

Di lokasi itu, neutrino yang dapat menembus Bumi tidak terkontaminasi oleh partikel lain. ”Di lapisan sangat keras di dasar Bumi diharapkan banyak neutrino yang tertangkap,” kata Terry Mart, pakar fisika nuklir dan partikel teoretis dari Universitas Indonesia.

Di Kutub Selatan, peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison Amerika membangun Ice Cube (Kubus Es). Bangunan dalam lapisan es ini berukuran tidak tanggung-tanggung, tingginya lebih dari 2,45 km atau hampir delapan kali tinggi Menara Eiffel di Paris.

Dalam bangunan raksasa itu terjulur 86 kabel hingga kedalaman 2.450 meter. Tiap kabel menahan 60 modul optik digital yang masing-masing memuat 5.160 sensor. Pemasangan banyak sensor dan jauh di bawah lapisan es bertujuan menangkap neutrino lebih baik. Modul ini dirancang tahan beroperasi dalam lingkungan yang sangat ekstrem selama minimal 20 tahun.

Teropong semesta

Pada masa mendatang, para ilmuwan berharap dapat menggunakan sifat partikel subatom yang kekal ini dan tembus materi apa pun sebagai teropong untuk mencapai batas alam semesta. Kemampuannya diharapkan lebih baik dari teleskop elektron.

Menurut teori Dentuman Besar (Big Bang), alam semesta berawal dari suatu ledakan obyek yang sangat panas dan terus berekspansi hingga saat ini. Sisa-sisa radiasi kosmik—akibat dentuman besar itu—dalam bentuk gelombang mikro ditemukan oleh fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964.

Penemuan neutrino diharapkan bisa mendukung lebih lanjut penelitian fenomena tersebut. Dalam jumlah yang amat sangat banyak neutrino ini tentu akan bisa memengaruhi ekspansi alam semesta.

Hal ini dimungkinkan karena pada 23 Februari 1987, Super- Kamiokande untuk pertama kalinya mendeteksi neutrino dari ledakan supernova yang terjadi di Large Magellanic Cloud. Pengamatan ini menegaskan bahwa teori ledakan supernova adalah benar dan membuka era baru dalam astronomi neutrino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com