PATTAYA, KOMPAS.com- Jutaan ton limbah produk elektronik tidak diolah sehingga membahayakan linkungan. Sebagian dihasilkan oleh Asia Pasifik.
Direktur Program Lingkungan PBB (UNEP) Wilayah Asia Pasifik Park Young Woo mengatakan, setiap tahun dihasilkan rata-rata 15 juta ton sampah elektronik. Namun, hanya 10 persen didaur ulang atau dipakai lagi.
"Sisanya menumpuk bersama sampah dari tahun-tahun sebelumnya," ujarnya di sela dialog dan Tur jurnalis Asia tentang Penanganan Limbah Elektronik yang diselenggarakan Fuji Xerox, Jumat (25/1/2013), di Pattaya, Thailand. Sejumlah pakar lingkungan dan perwakilan Fuji Xerox hadir dalam dialog itu.
Wartawan Kompas Kris Razianto Mada melaporkan dari Pattaya, sebagian limbah sangat berbahaya karena mengandung material beracun. Sebagian lagi tidak dapat diurai secara alami oleh alam.
Penumpukan di suatu tempat akan membuka peluang racun dari limbah mencemari tanah dan akhirnya berdampak pada manusia. "Daur ulang dan pemakaian ulang pilihan paling logis untuk limbah elektronik," ujarnya.
Dari seluruh sampah elektronik, hingga 50 persen dihasilkan warga Asia Pasifik. Peningkatan kesejahteraan dan kehadiran produk baru membuat masa pakai produk elektronik semakin singkat. Orang cepat berganti barang baru dan barang lama dibuang begitu saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.