Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Komputer adalah Makhluk Hidup?

Kompas.com - 09/01/2013, 10:49 WIB

Menurut penelitian perusahaan AS, Symnatex, Iran memang terkena dampak utama serangan di atas dengan 62.867 komputer terinfeksi, Indonesia (13.336), India (6.552), Amerika Serikat (2.913), Australia (2.436), Inggris (1.038), Malaysia (1.013), dan Pakistan (993). Banyaknya negara yang terkena menunjukkan bahwa serangan sangat mungkin dilakukan oleh suatu negara maju, bukan sekadar kelompok peretas.

Hingga akhir tahun 2012, sudah lebih dari 1.000 jenis virus ditemukan, dari yang sekadar mengganggu hingga merusak. Atau meminjam perumpamaan Hawking, dari flu yang sembuh sendiri hingga kanker yang mematikan.

Pada 22 November 2012, sebagai contoh, ditemukan virus Rootkit.Sirefef.Gen yang kemampuan penyebarannya masuk kategori medium dengan potensi merusak tinggi. Namun, para pengguna komputer di Indonesia sebenarnya lebih takut pada virus lokal karena lebih sulit dideteksi dan diatasi. Di antaranya bahkan masuk kategori ganas, seperti Babon yang mengubah properti dan tulisan AM/PM pada jam menjadi tulisan Babon. Virus lainnya antara lain adalah Blue Fantasy dan Pendekar Blank yang menyembunyikan folder dan menggantikannya dengan folder palsu, atau virus Aksika yang mematikan sistem perbaikan (restore).

Perkembangan antivirus

Untunglah perkembangan virus ini juga terus diimbangi para peretas baik dengan program antivirus yang semakin canggih. Di Indonesia ada SmadAV, program antivirus yang bisa diunduh gratis di internet. Program ini sangat ampuh menangkal virus lokal dan dapat digabungkan dengan hampir semua program antivirus internasional.

Awal tahun ini, majalah ilmiah New Scientist juga mengulas program pelacak malware. Malware adalah kependekan dari malicious software, yang artinya peranti lunak yang digunakan untuk menyerang suatu sistem operasi komputer. Bentuknya bisa berupa sekumpulan kode biner, script, konten aktif, ataupun peranti lunak. Dalam bahasa hukum, malware biasanya disebut kontaminan komputer.

Meskipun virus-virus ini seolah muncul begitu saja, sebenarnya setiap program yang diunggah di internet selalu bisa dilacak sejarahnya. Karena itu, memahami asal-usul virus, apalagi menangkap peretas jahat pemicunya, akan sangat membantu mengatasi ancaman dunia maya ini ke depan.

”Visi kami adalah menyediakan database malware dunia sehingga orang bisa menggunakan untuk melindungi program komputernya,” kata Josh Saxe dari Invincea Labs di Fairfax, Virginia, Amerika Serikat.

Saxe dan koleganya telah menguji 100.000 sampel malware yang berhasil mereka kumpulkan untuk melihat cara kerja dan berbagai kemungkinan variannya. Barangkali Hawking pun perlu berkenalan dengan para peretas baik ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com