Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Nestapanya, tetapi Lupa Bersiaga

Kompas.com - 27/12/2012, 11:30 WIB

Belajar dari Jepang

Subandono mengatakan, Jepang memberi contoh penataan ruang pascatsunami dilakukan dengan mempertimbangkan aspek mitigasi bencana. Pascatsunami Sendai pada Maret 2011, pemerintah setempat membuat rencana zonasi berbasis mitigasi bencana sebelum melakukan rehabilitasi.

Pembuatan rencana zonasi Sendai yang baru, menurut Subandono, diawali dengan merevisi tata ruang yang lama. Revisi dilakukan karena ternyata struktur penahan gelombang tsunami dan penataan ruang pesisir yang dilakukan sebelumnya hanya untuk menghadapi gempa 8,3 skala Richter dan tsunami dengan penjalaran hingga 4,8 km dari garis pantai. Gempa pada 2011 lalu lebih dari 9 skala Richter dan penjalaran tsunaminya sekitar 20 km. Gempa itu merupakan perulangan 1.000 tahun, sedangkan penataan sebelumnya berbasis gempa 300 tahun lalu.

Salah satu usulan tata ruang Sendai yang baru memperlihatkan bahwa hunian ditempatkan jauh dari pantai. ”Jepang menyadari bahwa tanggul atau hutan bakau tidak akan berguna menghadapi tsunami seperti Aceh atau Sendai yang tingginya hingga 20 meter. Wisata dan industri mungkin masih bisa ditempatkan di pinggir pantai, tetapi hunian harus ditempatkan di zona aman,” katanya.

Saat ini, usulan tata ruang ini masih terus disiapkan. ”Proses rehabilitasi mungkin terkesan lebih lambat, tetapi Jepang memastikan pembangunan kawasan Sendai jauh lebih baik dan lebih aman terhadap ancaman tsunami berikutnya. Hebatnya, masyarakat di sana juga sabar menunggu tata ruangnya selesai,” kata Subandono, yang sudah tiga kali melakukan studi di Jepang sejak tsunami 2011.

Pembangunan kawasan agar lebih siap menghadapi bencana memang bukan melulu soal teknis. Tak kalah penting adalah faktor sosial berupa tingginya kesadaran warga terhadap bencana.

Jika masyarakat Jepang terus belajar untuk menata lingkungan agar lebih aman, kenapa kita tidak melakukannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com