Kalau Besok "Batal", Kapan Kiamat Bakal Terjadi?

Kompas.com - 20/12/2012, 16:50 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Prediksi kiamat selalu dibuat sepanjang peradaban manusia. Sejauh ini, prediksi selalu meleset. Namun, entah dengan prediksi kiamat pada Jumat (21/12/2012) besok. Lalu, kapan sebenarnya kiamat akan terjadi dan segalanya akan berakhir?

Jika kiamat dimaknai sebagai proses berakhirnya semesta, bukan sekadar berakhirnya kehidupan di Bumi, maka kiamat masih akan terjadi triliunan atau bahkan kuadriliunan tahun lagi. Ada sekian proses yang mendahului sebelum segalanya berakhir.

Ditinjau dari sudut pandang manusia, paling dekat adalah mempertanyakan, kapan batas akhir eksistensi manusia. Menurut astrofisikawan Brandon Carter, spesies manusia akan punah sekitar 11.000 tahun lagi, jauh sebelum semesta berakhir.

Setelah manusia kiamat, kehidupan Bumi masih akan terus berlangsung. Bisa jadi, Bumi dikuasai oleh makhluk serupa kecoa dan tikus yang memenangkan seleksi alam.

Kehidupan di Bumi akan berlangsung hingga Matahari menua, menjadi bintang raksasa merah dengan radius mencapai Bumi. Saat itu, Bumi akan sangat panas. Makhluk multiseluler akan punah, dan setelah beberapa lama, mikroba pun tak mampu hidup. Ini akan berlangsung 5 miliar tahun lagi.

Setelah kematian makhluk hidup, Bumi pun akan mati. Salah satu skenario, Matahari akan terus mengembang. Orbit Bumi akan menjadi lebih dekat dengan Matahari. Akhirnya, sekitar 7,5 miliar tahun lagi, Bumi akan musnah dilahap bintangnya sendiri.

Setelah menjadi bintang raksasa merah, Matahari pun akhirnya kehabisan energi. Sekitar 1 triliun tahun dari sekarang, Matahari akan mati.

Proses kematian Matahari didahului dengan perubahannya menjadi bintang katai putih. Matahari kehabisan hidrogen sehingga mulai memakai helium, oksigen, dan karbon untuk reaksi fusi. Pada akhirnya, semuanya akan habis. Matahari menjadi bintang katai hitam, dingin dan mati.

Kalau Matahari mati, bagaimana dengan tata surya? Tentu saja, tata surya akan mati. Waktunya takkan jauh dari saat Matahari mati.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science pada 22 Desember 2006 menyebutkan adanya planet yang mengitari bintang mati. Meski demikian, jika bintang mati, maka orbit planet pun akan berubah. Planet bisa saling bertumbukan. Beberapa planet keluar dari sistem.

Sekian skenario bisa jadi berbeda. Bimasakti akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda, membentuk galaksi baru yang oleh para ilmuwan disebut Milkomedia. Ketika terjadi penggabungan, beberapa bintang mungkin terlempar keluar galaksi.

Dalam waktu selanjutnya, semesta akan kehabisan debu dan gas bahan baku bintang. Tak ada bintang baru yang lahir.

Sekitar 100 triliun tahun dari sekarang, bintang terakhir akan mati. Semua bintang menjadi katai hitam. Masa ini bisa disebut kiamat bintang.

Semua obyek nantinya akan dihisap oleh lubang hitam. Namun, lubang hitam itu sendiri tidak abadi. Stephen Hawking menyebut, lubang hitam bisa menguap. Saat hal itu terjadi pada 10(100) tahun mendatang, kiamat lubang hitam akan terjadi.

Saat lubang hitam pun akhirnya mati, maka semesta ada pada titik terdekatnya dengan kiamat segalanya. Belum diketahui apa yang akan terjadi setelahnya, apakah akan terjadi Big Bang untuk membentuk semesta baru lagi atau semesta memang akan berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Terpopuler

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau