Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) membantah keberadaan dua planet khayali ini. Jika planet itu memang ada dan mendekati Bumi pada 2012, astronom tentu sudah mendeteksi minimal 10 tahun lalu.
”Jika wujud planetnya tak jelas, apa yang harus ditakutkan?” kata peneliti Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Emanuel Sungging Mumpuni, dalam diskusi Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, Sabtu (8/12/2012).
Selain dua planet rekaan itu, benda langit lain yang diisukan akan menubruk Bumi adalah asteroid dan komet. Bumi memang rentan tertabrak dua benda ini. Namun, tubrukan besar terakhir tercatat terjadi 65 juta tahun lalu yang diduga menyebabkan dinosaurus punah.
Meskipun ancaman itu nyata, dosen dinamika benda kecil dalam Tata Surya, Astronomi, ITB, Budi Dermawan, mengatakan, manusia siap mengantisipasi. Survei Penjaga Antariksa NASA memantau benda-benda yang berpotensi menumbuk Bumi.
Setidaknya ada tiga asteroid mendekati Bumi, yaitu 4179 Toutatis yang mendekati Bumi pada 12 Desember lalu, 99942 Apophis pada 9 Januari 2013, dan 2012 DA14 pada 15 Februari 2013. Studi orbit asteroid itu menyatakan, tidak ada yang akan menabrak Bumi. ”Mereka hanya melintas dekat Bumi. Ini sudah sering terjadi, ” ujarnya.
Komet lebih jarang mendekati Bumi. Sebagian besar habitat komet ada di awan Oort, daerah terpinggir di Tata Surya yang berbatasan langsung dengan wilayah bintang lain.
Saat Tata Surya berpapasan dengan nebula atau bintang lain, keseimbangan komet bisa terganggu dan terjatuh dalam gravitasi Matahari. Makin mendekati Matahari, penyubliman materi di permukaan komet makin meningkat hingga tampak bercahaya dan berekor.
”Komet biasanya sudah terdeteksi di sekitar Jupiter. Jika ada komet mendekati Bumi, pasti sekarang sudah terdeteksi,” kata Budi. Dari awan Oort ke Jupiter, komet butuh waktu tahunan. Demikian pula dari Jupiter menuju Bumi. Karena itu, isu adanya komet, asteroid, Planet X, maupun Nibiru yang mendekati Bumi dan mengancam keberlangsungan kehidupan dianggap spekulatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.