Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Tak Terduga Bambu-bambu

Kompas.com - 28/10/2012, 05:43 WIB

”Latihan awalnya, belajar meniti sebatang bambu sambil membawa berbagai beban. Para pelakon sebelumnya memakai bambu sebagai properti panggung biasa, tidak mengolah propertinya di atas panggung,” ujar Nandang di sela latihan di Serang, Banten, Sabtu (20/10).

”Bentuk pengadeganan memang terinspirasi dari wujud tulang daun bambu. Mencari cara mengolah bambu menjadi beragam properti itu kami lakukan dengan mengikuti intuisi kami sendiri,” kata Nandang yang pernah mengeksplorasi tanah menjadi konsep pertunjukan Teater Studio sebelumnya.

Persalinan wujud rangkaian bambu, dengan segala kegaduhan bambu berantuk, beradu, bahkan pecah di sepanjang pertunjukan sungguh menguras tiap cadangan energi fisik para pelakonnya. Kegigihan para pelakonnya adalah mencari kemungkinan bentuk paling ekstrem merangkai bambu di atas panggung, menyajikannya dalam durasi terukur sebagai pertunjukan tentang proses membangun dari ketiadaan menjadi ada.

Emergency seperti sebuah evolusi kehidupan. Dari ketiadaan organisme, hingga adanya sel, terus berkembang semakin rumit hingga menjadi makhluk yang kian lama kian kompleks dan wujudnya kian memesona.

Ketakterdugaan

Pilihan Nandang dan awak Teater Studio itu menghadirkan begitu banyak ketidakterdugaan dalam pertunjukan mereka. Struktur adegan bisa dirancang, namun bagaimana bambu melentingkan setiap sentakan daya yang diterimanya tak pernah terkirakan dengan pasti. Pelakon dan bambu saling berinteraksi dan saling merespons satu-sama-lain tanpa putus. Otong yang menjadi perangkai enam ”tulang daun” tak pernah merangkainya dengan cara yang sama.

Situasi yang serba tidak pasti adalah bagian dari pertunjukan itu sendiri. Tiap kali selesai latihan, diskusi yang muncul adalah berbagai ketakterdugaan yang terjadi. Nandang sendiri mengembalikan segala keterkejutan itu kepada para pelakonnya dengan sebuah kalimat sederhana, ”jika kita baik kepada bambu, bambu akan baik kepada kita”.

(Aryo Wisanggeni G)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com