M Zaid Wahyudi dan Yuni Ikawati
Pembakaran pada mesin roket Proton-M tingkat 1 dan 2 berlangsung sukses. Persoalan muncul saat pembakaran roket tingkat 3 yang disebut Briz-M (Breeze-M).
Pembakaran roket Briz-M dirancang dalam empat tahap. Ketika mesin ketiga baru menyala 7 detik (bukan 7 menit seperti berita sebelumnya) dari rencana 18 menit 5 detik, mesin roket tiba-tiba mati.
Rencananya, nyala mesin pertama Briz-M akan menempatkan roket yang membawa kedua satelit pada orbit parkir dan nyala mesin kedua menempatkan roket pada orbit sementara, tempat wahana akan menjalani uji kinerja pada orbit rendah.
Mesin ketiga bekerja membawa Briz-M pada orbit transfer menuju orbit tujuan di ketinggian 35.401 kilometer. Mesin keempat akan menyala pada orbit tujuan sebelum kedua satelit dipisahkan. Matinya pembakaran itu membuat perjalanan kedua satelit terhenti pada ketinggian 266-5.013 kilometer.
”Kedua satelit dirancang memiliki orbit geostasioner yang akan membuat kecepatan satelit mengelilingi Bumi sama dengan kecepatan Bumi berputar pada porosnya,” kata Wicak Soegijoko, mantan Mission Systems Engineer di Hughes Space and Communications, Amerika Serikat, yang membuat Satelit Palapa AB dan Palapa C. Ia kini menjadi Vice President Business Development and Regulatory PT Asia Cellular Satellite yang berpusat di Jakarta.
Menurut rencana, Telkom-3 akan diletakkan di atas garis 118 derajat bujur timur (di atas Selat Makassar). Adapun Express MD-2 pada garis 145 derajat bujur timur (di atas Papua Niugini).