Temuan Candi di Pati Langka

Kompas.com - 18/07/2012, 16:04 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Balai Arkeologi Yogyakarta berhasil mengekskavasi candi di Desa Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dua candi yang diekskavasi ialah satu kompleks percandian, satu merupakan candi induk, sementara yang lain adalah candi perwara.

Pihak Balai Arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa temuan candi Hindu ini langka dilihat dari sisi material bangunan dan lokasi penemuannya.

"Candi ini diperkirakan berasal dari abad ke 8 sampai 10. Material bangunannya terbuat dari batu bata merah," ungkap Rita Istari, ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/7/2012).

Rita menjelaskan, bangunan candi dengan material bata merah relatif langka di Jawa Tengah, apalagi pada abad 8-10.

Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto, mengatakan bahwa selama ini terdapat dikotomi bahwa candi-candi di Jawa Timur banyak yang terbuat dari bata merah dan di Jawa Tengah terbuat dari batu.

"Dengan adanya penemuan ini, maka terbukti bahwa dikotomi itu tidak selalu benar," jelas Siswanto.

Material bangunan dari batu bata juga menunjukkan bahwa candi-candi kuno tak selalu dibangun dengan batu. Masyarakat atau kerajaan bisa saja membangun candi dengan material yang melimpah di sekitarnya.

"Kalau di wilayah dekat Pati, banyak material batu bata merah, jadi itu yang dipakai. Kalau mendatangkan batuan dari pegunungan untuk membuat candi, itu tidak mungkin sebab akan jadi pekerjaan berat," papar Rita.

Dari sisi lokasi, candi di Pati juga termasuk langka. Selama ini, mayoritas candi Hindu terdapat di wilayah yang tinggi karena Hinduisme menghormati gunung. Penemuan candi di dataran rendah relatif sedikit, diantaranya hanya di Tegal.

"Penemuan ini bisa menambah referensi tentang penyebaran Hindu di Indonesia," papar Siswanto.

Usia candi harus dipastikan. Jika candi lebih tua dari Borobudur dan Prambanan, maka candi dibangun saat masa penyebaran, tapi jika lebih muda maka dibangun oleh kerajaan Hindu yang berjaya di Indonesia.

Candi di Desa Kayen sebenarnya telah ditemukan oleh warga pada Mei 2011 lalu. Penemuan candi berawal dari keinginan warga untuk membangun mushola di lokasi candi.

Temuan kemudian dilaporkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah kemudian ditindaklanjuti oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. September tahun lalu, langkah ekskavasi telah dilakukan. Langkah yang sama lalu ditindaklanjuti baru-baru ini.

Hasil ekskavasi terbaru berhasil mengungkap arsitektur candi. Bagian candi induk berbentuk bujur sangkar dengan ukura 5,9 x 5,9 meter dan menghadap ke barat. Candi perwara berukuran 2,7 x 4,6 meter dan menghadap ke timur.

"Saat ini kami juga menemukan bagian yang diduga merupakan pintu masuk candi," kata Rita yang juga menjelaskan bahwa bangunan candi yang utuh hanya bagian dasar atau baturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau