Semuanya ditemukan dalam lubang galian berukuran 8 meter x 10 meter dan 9 meter x 9 meter. Penggalian dilakukan dengan sistem
Dominik mengatakan, konteks temuan itu dengan temuan artefak di lokasi lain, berdasarkan proyek ekskavasi arkeologis Tanahdatar 2011, kemungkinan terpisah. ”Temuan di Bukit Lua berasal dari periode yang jauh lebih tua,” kata Dominik.
Tentu temuan yang diduga dari periode neolitikum itu perlu pembuktian untuk menentukan umur pastinya. Namun, untuk sementara, inilah temuan paling tua yang disingkap dari situs Tanahdatar.
Selain itu, di Bukit Lua ditemukan pula jaringan distribusi air yang mengitari kawasan perbukitan dari sumber mata air di dinding bukit yang hingga kini masih bisa dilihat. Dominik menduga, di masa lalu kawasan itu juga kaya kandungan emas.
Rangkaian ekskavasi ditujukan untuk membuktikan apakah di dataran tinggi Jorong Bukit Gombak menjadi salah satu pusat Kerajaan Adityawarman.
Berbagai temuan di bawah tanah membuktikan bahwa sejak zaman dahulu kerajaan di Nusantara telah mengglobal, termasuk berinteraksi dengan China.