Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Juni Bersejarah bagi Batavia

Kompas.com - 09/05/2012, 06:55 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Pada hari H, pengamatan berhasil dilakukan dari awal sampai akhir transit. Pengamatan dilakukan dengan dua teleskop reflektor Gregorian dengan fokus 18 dan 27 inci, oktan London Instrument, dan jam saku.

Observasi memang dilakukan oleh de Haan dan Soale, tetapi Mohr-lah yang menulis laporan hingga akhirnya diterbitkan di Verhandelingen  tahun 1763.

Setelah 1761, Transit Venus terjadi pada tahun 1769. Menyongsong Transit Venus inilah, Mohr benar-benar mengembangkan dunia astronomi di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah membangun observatorium.

Observatorium yang dibangun Mohr berlokasi di Gang Torong, kawasan Petak Sembilan. Bangunan observatorium telah rusak akibat gempa tahun 1780. Area observatorium kini dipakai sebagai area sekolah SD Katolik Ricci.

6 Juni 2012, ketika sejarah berulang

Transit Venus  akan terjadi lagi pada 6 Juni 2012. Meski Jakarta bukan lagi lokasi terbaik pengamatan, momen Transit Venus kali ini tetap layak dinikmati publik Jakarta dan kota lainnya di Indonesia.

Komunitas astronomi seperti Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) berencana menggelar pengamatan. Keikutsertaan dalam pengamatan adalah salah satu upaya merayakan momen ini.

Untuk melakukan pengamatan diperlukan teleskop yang dilengkapi filter. Cara-cara pengamatan juga harus diperhatikan sebab berkenaan dengan Matahari yang bisa merusak pengelihatan.

Keikutsertaan meramaikan Transit Venus kali ini bukan hanya berarti menikmati fenomena astronomi semata, melainkan juga turut memperingati betapa Jakarta sudah menyumbangkan "sesuatu" bagi dunia.

Di samping itu, fenomena Transit Venus menjadi peristiwa sekali seumur hidup. Setelah tahun 2012, Venus baru akan melewati piringan Matahari lagi pada tahun 2117.

Momen nanti juga sekaligus menjadi ajang mengenal semesta. Siapa tahu, lebih banyak kalangan, terutama generasi muda, tertarik astronomi. Siapa tahu, nantinya akan ada orang Indonesia yang menemukan planet layak huni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com