6 Juni Bersejarah bagi Batavia

Kompas.com - 09/05/2012, 06:55 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tanggal 6 Juni 2012 nanti akan menjadi momen yang tepat untuk merayakan peristiwa 251 tahun lalu, salah satu momen yang menandai perkembangan astronomi di Nusantara.

Pada 6 Juni 1761, fenomena astronomi Transit Venus terjadi. Fenomena ini merupakan saat di mana Venus melewati permukaan Matahari, tampak sebagai bintik berwarna hitam, terlihat dari Jakarta.

Kini, seperempat milenium kemudian, Transit Venus kembali terjadi di tanggal yang sama. Transit Venus nantinya akan terjadi selama sekitar 7 jam, mulai sekitar pukul 05.14 WIB hingga 11.50 WIB.

Batavia dan Transit Venus 6 Juni 1761

Fenomena transit Venus terjadi dalam periode waktu dengan formula 8, 121, 5, 8, dan 105,5 tahun. Terakhir, Transit Venus terjadi pada  8 Juni 2004.

Saat Transit Venus berlangsung pada tahun 1761, Jakarta mempunyai peran penting. Astronom asal Inggris, Edmund Halley (penemu komet pertama), merekomendasikan Jakarta sebagai tempat pengamatan terbaik saat itu.

Situs Langitselatan.com menguraikan bahwa pengamatan dari Jakarta (atau Batavia) akan memberikan sumbangan bagi penghitungan jarak Bumi-Matahari, satu tantangan besar dalam dunia astronomi kala itu.

Jarak Bumi-Matahari merupakan konstanta penting dalam sistem heliosentris Coipernicus. Saat itu, jarak Bumi-Matahari akan dihitung dengan metode paralaks dengan memanfaatkan Transit Venus.

Paper Robert H van Gent dari Universitas Utrecht, Belanda, di Proceedings International Astronomicakl Union (IAU) tahun 2005 memaparkan bagaimana pengamatan di Batavia bisa terjadi serta proses dan hasilnya.

Diceritakan bahwa pada tahun 1760 astronom Perancis, Joseph-Nicholas Delisle, mengirimkan surat kepada astronom Belanda, Dirk Klinkenberg, untuk bisa membantu astronom Perancis mengamati Transit Venus di Batavia.

Saat yang sama, Deslie juga mendengar bahwa Royal Society of London akan mengirim dua astronomnya, Charles Mason and Jeremiah Dixon, untuk melihat Transit Venus di Sumatera.

Akhirnya, Deslie berpikir bahwa pengiriman astronom Perancis tak diperlukan. Ia meminta Klinkenberg untuk menghubungi pemerintah VOC di Batavia agar bisa menugaskan orang untuk melakukan pengamatan.

Awalnya, tugas akan diberikan kepada Pieter Hermanus Ohdem, ahli matematika dan navigasi yang saat itu juga berpengalaman mengamati komet Halley. Akan tetapi, ternyata, Ohdem sudah dipulangkan ke Belanda tahun 1760.

Pengamatan Transit Venus akhirnya dipasrahkan kepada Gerrit de Haan, Kepala Departemen Pemetaan di Batavia, dan Pieter Jan Soele yang saat itu menjabat  kapten kapal VOC.

Pengamatan dilakukan dari pantai wilayah Sunda Kelapa, di tanah milik Pastor Johan Maurits Mohr. Sebelum pengamatan, Mohr juga diminta menjadi penerjemah peta pengamatan Transit Venus buatan Deslie.

Halaman:
Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau