BERLIN, KOMPAS.com — Beruang kutub ternyata menjadi spesies tersendiri dan memisahkan diri dari kerabatnya sejak 600.000 tahun lalu. Hasil studi terbaru ini menunjukkan bahwa beruang kutub jauh lebih tua dari yang diduga sebelumnya, yakni ada sejak 150.000 tahun lalu.
Studi itu juga mengungkap bahwa beruang kutub beradaptasi dengan lingkungan kutub dalam waktu ratusan tahun. Kini, masalah adaptasi beruang kutub menjadi tantangan saat perubahan iklim berlangsung dalam waktu relatif cepat.
Bila emisi karbon tak dikurangi, maka pemanasan suhu akan terus terjadi. Akibatnya, beruang mungkin tak punya cukup waktu untuk menyesuaikan diri. Akibat yang paling buruk adalah beruang kutub akan punah.
Studi terbaru oleh Frank Hailer dari Biodiversity and Climate Research Center ini dilakukan dengan menganalisis DNA mitokondria, bagian kecil dari keseluruhan genom yang diturunkan lewat ibu. Hailer menyimpulkan bahwa beruang kutub merupakan kerabat dari beruang coklat utara.
Hailer mengatakan, usia tua beruang kutub menunjukkan bahwa satwa ini telah mengalami beberapa siklus glasial dan menghabiskan waktu cukup lama untuk beradaptasi dengan lingkungan Artik. "Namun, rendahnya keragaman genetik pada beruang kutub menunjukkan bahwa perubahan lingkungan, seperti fase panas, mengakibatkan penyempitan populasi (population bottlenecks)" kata Hailer dalam publikasinya di Science, Jumat (19/4/2012).
Perubahan habitat, perburuan, senyawa racun, dan tekanan lain yang ditimbulkan oleh manusia dapat memperbesar dampak perubahan iklim saat ini. Hal itu juga mengancam kelangsungan populasi beruang kutub.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.