Kelenteng Sam Poo Kong semakin megah. Tampilannya pun tentu akan semakin mentereng jika saja pintu gerbang bagian tengah di atas kompleks seluas 3,2 hektare lebih itu, pada tahun 2012 ini, selesai dikerjakan.
Patung Sam Poo Kong makin terlihat gagah di sudut lapangan terbuka. Patung dengan berat empat ton terbuat dari bahan dasar perunggu, dengan tinggi 10 meter, dari China itu makin terlihat mewah menghiasi seluruh bangunan di kompleks kelenteng tersebut. Patung ini merupakan sumbangan seorang warga guna melengkapi kelenteng Sam Poo Kong.
Sam Poo Kong adalah tokoh legendaris dari China yang memiliki nama lain Laksamana Cheng Hoo yang beragama Islam. Cheng Hoo sering memimpin kunjungan muhibah ke berbagai negara dan mengembangkan hubungan perdagangan, budaya, penyebaran agama dan berbagai bidang lainnya.
Laksamana yang berasal dari Provinsi Yunan, China Selatan pada kejayaan Dinasti Ming itu pernah melakukan kunjungan keliling dunia sebanyak tujuh kali.
Ekspedisinya ke wilayah timur, barat dan selatan. Termasuk ke Pulau Jawa pertama kali pada tahun 1405 dan kedua pada tahun 1416. Pada kunjungan keduanya di Pulau Jawa, kapalnya mengalami musibah. Kandas di Pantai Simongan, sekitar pantai Semarang. Di pantai itulah Cheng Hoo atau Sam Poo Kong beristirahat.
Lantas, pada tahun 1724, warga etnis China Semarang membangun kelenteng Sam Poo Kong sebagai ungkapan menghormati San Poo Kong yang pernah datang ke wilayah pantai tersebut. Terlebih Sam Poo Kong merupakan seorang tokoh, dengan segala keberanian dan kepercayaan dari raja, mampu menggerakkan seluruh potensi anak buahnya untuk berinteraksi mengembangkan perdagangan, meningkatkan hubungan budaya termasuk agama.
Lantas, bangunan apa saja yang ada di kawasan kompleks Kelenteng Sam Poo Kong itu?
Pertama bangunan berupa Pemujaan Dewa Bumi ¿Hook Tik Ching Shin atau Toa Pekong. Kedua, Makam Juru Mudi Wang Ching Hong atau Dampu Awang. Ketiga Goa Suci Sam Poo Kong yang dahulu digunakan sebagai tempat beristirahat Laksamana Cheng Ho. Tempat ini merupakan bagian dari bagunan utama.
Terakhir, keempat, adalah Kiai Jangkar yang merupakan benda peninggalan kapal Laksamana Cheng Ho. Bangunan lain adalah tempat Nabi Kong Hu Tju, akhli filsafat. Juga ada bangunan arwah Hapeng, atau tempat kediaman arwah. Kemudian makam juru masak atau mbah Kiai dan Nyai Tumpeng. Benda peninggalan yang hingga kini masih terpelihara di antaranya Jangkar kapal, Goa Suci dan Pohon Rantai.
Semua golongan