GRENOBLE, KOMPAS.com — Penelitian para astronom menunjukkan ada miliaran Bumi Super yang terdapat di Bimasakti. Bumi Super adalah planet dengan massa 1-10 kali Bumi.
Hasil tersebut didapatkan lewat deteksi dan ekstrapolasi dengan mengikutsertakan planet-planet yang mengelilingi bintang redup, yang disebut bintang katai merah.
Untuk melakukan deteksi, tim menggunakan instrumen Harps yang ada di teleskop 3,6 meter di Observatorium La Silla, Cile. Harps mendeteksi planet berdasarkan pengaruh gravitasi planet itu pada bintangnya.
"Observasi terbaru kami dengan Harps menunjukkan bahwa 40 persen bintang katai merah memiliki Bumi Super di zona layak huni, tempat air cair bisa terdapat di permukaannya," kata Xavier Bonfils dari Observatoire des Sciences de l'Univers de Grenoble, Perancis.
"Karena bintang katai merah sangat umum—ada 160 miliar di Bimasakti—ini membuat kami berkesimpulan bahwa ada puluhan miliar planet macam ini (Bumi Super) di galaksi kita saja," tambah Bonfils yang memimpin penelitian, seperti dikutip BBC, Rabu (28/3/2012).
Bonfils dan rekannya sebelumnya melakukan deteksi adanya Bumi Super pada 102 bintang katai merah. Kemudian, mereka menemukan 9 planet Bumi Super dengan dua di antaranya berada di zona layak huni.
Data kemudian diolah dengan memasukkan pula bintang-bintang yang tak memiliki planet. Data yang diolah akan menunjukkan seberapa umum planet Bumi Super di bintang katai merah.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Bumi Super di zona layak huni dijumpai pada 41 persen kasus, dengan rentang antara 28 dan 95 persen.
Menurut para astronom, ada sekitar 100 Bumi Super yang ada pada zona layak huni, pada jarak kurang dari 30 tahun cahaya dari bintang katai merah induknya.
Lalu, adakah kehidupan di planet Bumi Super itu?
Karena bintang katai merah sering mengalami erupsi hingga mengirim sinar-X dan ultraviolet, maka kemungkinan kehidupan di Bumi Super yang berjumlah banyak itu tampaknya kecil.
Meski demikian, peneliti akan tetap menyelidiki kemungkinannya. Mereka akan melihat tanda-tanda adanya molekul kehidupan, seperti oksigen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.