JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan Paederus fuscipes atau serangga tomcat diperkirakan tidak berlangsung lama. Serangan ini mungkin akan berakhir dalam waktu satu bulan.
Serangan tomcat mulai menggegerkan warga Surabaya ketika kumbang tersebut pertama kali menyerang warga di apartemen East Coast Surabaya, Selasa (13/3/2012). Terhitung sejak tanggal tersebut, sudah seminggu tomcat menyerang. Laporan serangan juga dijumpai di Situbondo dan daerah lain, meski tak bisa dikatakan bahwa tomcat sudah menyebar atau mewabah.
Peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno, memperkirakan serangan ini akan segera berhenti. "Serangan ini tidak akan berlangsung lama, paling banter satu bulan," kata Hari kepada Kompas.com, Rabu (22/3/2012).
Hari menduga, banyaknya serangan tomcat kali ini berkaitan dengan kelimpahan serangga yang menjadi makanan tomcat. Tomcat umumnya memakan serangga lain yang masih pada fase pradewasa.
Hari menerangkan, dalam waktu beberapa lama, serangga yang menjadi makanan tomcat akan menjadi dewasa sehingga tak bisa lagi dimakan. Saat itu, populasi tomcat akan mulai menurun. Hari juga menegaskan bahwa tomcat tidak perlu dibasmi.
Ia mengibau agar masyarakat menghindari serangan tomcat dengan menutup pintu dan jendela sebelum menyalakan lampu di malam hari. Warga sebaiknya juga tidak menggencet serangga ini jika hinggap di bagian tubuh.
Sementara itu, penyemprotan dengan pestisida alami bisa dilakukan di dekat pemukiman. Namun, penyemprotan tak perlu dilakukan di lokasi persawahan yang menjadi habitat tomcat.
Outbreak atau wabah tomcat pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1990. Selain itu, outbreak serupa juga pernah terjadi di Australia, Srinlanka, India, dan Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.