Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Sumarti, Perempuan Gunung Api

Kompas.com - 26/01/2012, 21:00 WIB

Bergegas Sri dan rekan-rekannya meninggalkan Kawah Gendol. Hanya berselang sekitar sejam kemudian, Merapi meletus dan mengirimkan awan panas. ”Letusan tahun itu menimbulkan banyak korban jiwa. Kami beruntung bisa selamat,” kata Sri.

Orang gunung

Sebagai peneliti, Sri tak hanya gigih menjelajah gunung, tapi juga berusaha menyelami kehidupan orang- orang gunung, yaitu mereka yang hidup dan tinggal di sekitar gunung api. Awal November 2011, Sri terlihat begitu akrab berbincang dengan para pencari belerang di Kawah Ijen.

Saat itu aktivitas Ijen mulai meningkat dan Sri sempat mengkhawatirkan jika suatu ketika status gunung ini ditutup karena kenaikan status. Pada 14 Desember 2011 status Ijen dinaikkan dari Normal menjadi Waspada. Empat hari kemudian, 18 Desember 2011, status Ijen naik lagi, menjadi Siaga. Radius 1,5 kilometer dari kawah disterilkan dari wisatawan dan penambang belerang. ”Kenaikan status Ijen berdampak langsung pada ekonomi warga. Ratusan orang hidupnya bergantung pada aktivitas gunung ini,” katanya.

Di lain bulan, pertengahan Desember 2011, Sri terlihat begitu telaten menerangkan kepada guru-guru sekolah dasar di lereng Merapi soal kegunungapian. Sri, yang kini menjadi Kepala Seksi Gunung Merapi, tengah melatih kesiapsiagaan bencana kepada guru-guru. Dia membawa guru-guru sekolah itu ke kawasan Kinahrejo yang terkubur awan panas saat letusan Merapi tahun 2010.

”Harapannya, guru-guru tersebut kemudian menularkan soal kesiapsiagaan ini kepada anak- anak didik dan lingkungan tempatnya mengajar,” kata Sri. Kepada guru-guru itu, Sri berkata, ”Kami siap 24 jam jika bapak ibu meminta informasi soal Merapi dan gunung api. Gratis.”

Untuk gunung api dan masyarakat di sekitarnya, Sri total mengabdikan hidupnya.

SRI SUMARTI
Lahir: Yogyakarta, 6 Juli 1961
Pendidikan: Jurusan Kimia, FMIPA UGM, pernah menempuh jenjang S-2 di Utrecht University, Belanda
Karier: Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com