Namun, menurut Surono, tidak semua gunung yang memiliki danau kawah bisa dipasang alat ini. ”Danau kawah yang ada ikannya tidak bisa dipasangi alat ini karena akan mengganggu ikan,” katanya.
Di Indonesia, menurut Surono, selain sukses di Kelud saat meletus tahun 1990, alat akustik ini juga belum diterapkan di gunung-gunung lain. ”Saat Kelud krisis pada 2007, alat saya ini malah rusak,” katanya.
Untuk sementara, binatang masih bisa dijadikan salah satu indikator peningkatan aktivitas gunung api yang paling mudah dilihat masyarakat.
”Masalahnya, saat ini banyak binatang di Kelud yang telah diburu,” kata Giyono.
Karena itu, menurut Surono, jangan sampai masyarakat terkecoh dan tidak mau mengungsi karena menjelang letusan Kelud, tidak ada lagi binatang yang turun gunung. Apalagi, indikator turunnya binatang ini juga hanya salah satu dari sekian banyak cara untuk mendeteksi peningkatan aktivitas gunung api, seperti meningkatnya gempa vulkanik, perubahan tubuh gunung, dan meningkatnya suhu air kawah.
(Siwi Yunita Cahyaningrum/Amir Sodikin)
Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui fan page facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.