'Popcorn' Kuno Ditemukan

Kompas.com - 20/01/2012, 11:58 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com — Bukan cuma manusia modern yang suka makan brondong alias popcorn. Manusia kuno yang hidup di pantai wilayah Peru pun memakannya. Walau demikian, brondong yang dimaksud tak seperti yang dibuat sekarang. Pada masa lalu, manusia memasak jagung menjadi brondong dengan cara mereka sendiri.

Arkeolog menemukan bukti bahwa budaya makan brondong sudah ada sejak 6.700 tahun yang lalu, 2.000 tahun lebih tua dari yang diperkirakan. Bukti budaya makan brondong sebelumnya ditemukan dari masa 5.000 tahun yang lalu. Namun, bukti yang didapatkan sebelumnya masih minim untuk memberikan informasi.

Bukti terbaru menunjukkan bahwa budaya makan brondong jauh lebih tua. Ilmuwan menemukan bonggol jagung purba, sekam, batang, dan rambut-rambut jagung. Peneliti yang menemukannya ialah Dolores Pipermo, kurator New World di National Museum of Natural History di Washington dan ilmuwan di Smithsonian Trpical Research di Panama.

Ia mengungkapkan, orang-orang kuno yang hidup di Paredones dan Huaca memasak jagung dalam berbagai cara. Contohnya dengan membungkus bonggol dengan material tertentu dan mendiamkannya di arang, membakarnya langsung pada api, ataupun memasak jagung di oven tanah.

Pipermo mengungkapkan, masyarakat dahulu tidak memakan jagung dalam jumlah besar atau sebagai makanan pokok. Mereka memakannya sebagai makanan kecil alias snack. Jagung pertama kali dibudidayakan di Meksiko 9.000 tahun lalu, yaitu jenis teosinte. Beberapa ribu tahun kemudian, jagung dibawa ke Amerika Latin.

Yang mengejutkan Pipermo, ternyata jenis jagung yang dibudidayakan tidak hanya satu jenis, tetapi sangat beragam dan berwarna-warni. "Petani suka bereksperimen dan menumbuhkan tanaman yang keren," kata Pipermo seperti dikutip National Geographic, Kamis (19/1/2012).

Hasil penelitian Pipermo dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, bulan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau