Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNA, Material Genetik Paling Primitif

Kompas.com - 09/01/2012, 11:48 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

ARIZONA, KOMPAS.com - Konsep kekinian biologi mengenal Asam Deoksiribonukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (RNA). Keduanya dianggap sebagai molekul dasar kehidupan atau material genetik dimana DNA mengendalikan kegiatan biologis dan pewarisan sifat sementara RNA berperan dalam sintesis protein.

RNA dipandang sebagai material genetik paling primitif. Jutaan tahun lalu, seluruh fungsi kehidupan bisa dilakukan oleh RNA, tanpa DNA. RNA bisa berfungsi menyimpan kode genetik sekaligus berperan dalam sintesis enzim untuk metabolisme.

Namun konsep bahwa RNA adalah yang paling primitif boleh jadi akan segera berubah. John Chaput, peneliti dari Universitas Arizona, Tempe, mengungkapkan bahwa ada material genetik yang lebih primitif, yakni TNA.

TNA berbeda dengan DNA dan RNA dari molekul gula penyusunnya. Jika RNA memiliki gula Ribosa dan DNA memiliki Deoksiribosa, maka TNA memiliki Thirosa, sehingga disebut sebagai Therose Nucleic Acid.

TNA saat ini tidak ditemukan keberadaanya di alam. Namun, Chaput telah berhasil membuatnya di laboratorium dan mengikatkan pada protein. Chaput melihat bahwa TNA berubah menjadi lebih kompleks dan bisa berfungsi layaknya RNA dalam mengikat protein.

Penelitian Chaput tentang TNA masih penelitian mula. Chaput mengatakan, penelitian saat ini masih menghadapi kendala sebab keterbatasan teknologi untuk membiarkan TNA berevolusi di laboratorium.

Dalam pandangan Chaput, TNA juga bukan satu-satunya material genetik yang lebih primitif dari DNA dan RNA. "Skenario paling mungkin adalah alam memiliki banyak sekali," kata Chaput seperti dikutip New Scientist, Minggu (8/1/2012).

Tapi, ada kelemahan dalam pandangan Chaput. Pertama, tidak ada jejak bahwa TNA memang "sepupu" dari DNA dan RNA. Kedua, belum ada ilmuwan yang membuat TNA dalam kondisi lingkungan sama seperti saat belum ada kehidupan. banyak penelitian masih harus dilakukan. Penelitian Chaput dipublikasikan di jurnal Nature.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau