Moti Fridman, peneliti lain yang terlibat penemuan ini, menambahkan bahwa sebuah sinar kemudian digunakan untuk "memotong" sinar yang sedang menuju ke perangkat yang sedang digunakan.
"Ini akan mengubah frekuensi dan panjang gelombang dari sinar sehingga sinar itu pun akan berubah kecepatannya. Dan, inilah bagaimana lubang waktu itu diciptakan," kata Fridman yang juga dari Universitas Cornell.
Seluruh proses berlangsung di sebuah fiber optic yang lebih tipis dari rambut manusia. Eksperimen berlangsung di atas meja panjang, dengan fiber optic yang berserakan dan tampak seperti spageti.
Zhimin Shi, peneliti dari Institut Optik di Universitas Rochester yang tidak terlibat studi, mengungkapkan bahwa cara yang digunakan dalam penemuan ini tidak baru. Namun, ini adalah penelitian pertama yang berhasil mewujudkan lubang waktu.
Meski riset ini masih sangat awal, aplikasinya sudah bisa dibayangkan. Menurut Shi, aplikasinya tidak cuma menyembunyikan sesuatu seperti di film Harry Potter, tetapi juga bisa memasukkan data tanpa gangguan.
"Saya pikir, kalau Anda bisa menyembunyikan data yang sedang berjalan di fiber optic, itu mungkin lebih bernilai dari apa pun yang Anda curi dari museum. Dengan lensa waktu, Anda bisa memanipulasi data dengan cara yang diinginkan dan mengembalikannya setelahnya," urai Fridman.
Teknik ini, kata Fridman, bisa membantu penciptaan chip yang memproses data lebih cepat dan mengirimkannya real time, baik lewat internet maupun ke komputer.
Namun, untuk itu, langkahnya masih cukup panjang. Peneliti masih perlu membuat efek tiga dimensi cahaya, bukan hanya sinar dari satu sisi. Selain itu, peneliti juga masih harus berupaya agar lubang waktu yang diciptakan bisa lebih besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.