KOMPAS.com - Pagar yang dibentuk oleh sekelompok tanaman akrab disebut pagar hidup. Berbeda dengan pagar dari besi, kayu, batu dan lainnya, pagar ini lebih lembut dan menyatu untuk taman.
Untuk membuat pagar hidup, tanaman yang sering dipakai adalah tanaman teh-tehan, karena strukturnya rapi, tebal dan mudah dibentuk. Tanaman soka dalam jumlah banyak juga sering dipakai. Keunggulan soka ialah akan memunculkan bunga berwarna merah sehabis dipangkas. Ini yang membuat taman menjadi lebih semarak.
Karena mengandalkan bentuk, pagar tanaman harus sering dipelihara dengan cara dipangkas. Baik teh-tehan atau tanaman soka, merupakan contoh tanaman yang tahan pemangkasan. Sementara, untuk menampilkan efek arsitektural, tanaman pucuk merah juga sering dipakai dengan warna merahnya yang khas.
Untuk Anda, pagar tanaman selain memberi tampilan hijau, juga dapat menghantarkan atmosfer alami pada fasad rumah. Selain itu, pagar juga memiliki fungsi ekologis. Air hujan yang mengenai dedaunan akan dihambat oleh tajuk daun sebelum jatuh ke permukaan tanah. Ini memberi kesempatan pada tanah untuk meresapkan air lebih banyak. Dalam jangka panjang, proses peresapan tersebut akan menjadi cadangan air bagi lingkungan rumah.
Untuk tinggi rendah tanaman pagar, tinggi optimal 1,5 meter, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan tebal tanaman 30-50 sentimeter. Semakin tebal tanaman, maka akan meredam kebisingan.
Secara umum, tinggi rendah tanaman mencerminkan sifat penghuninya. Orang terbuka umumnya menyukai pagar yang rendah. Sementara pagar tinggi, mengindikasikan orang tersebut terjaga privasinya. (G. Sujayanto/Majalah Garden)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.