Pada 27 Agustus, pukul lima pagi, Johanna berkeliling dan melihat api di mana-mana. Mereka yang bertahan di gubuk-gubuk terpukul awan panas dari ledakan Krakatau pukul 10.02 dan menderita luka bakar. Dari 3.000 orang yang berada di kawasan itu, sekitar 10.000 orang meninggal karena terbakar oleh abu panas membara.
Gegar menjelaskan, terdapat dua jenis material awan panas, yakni material padat dan gas. "Material padat, dengan berat jenisnya, akan masuk ke laut. Sedangkan material yang lebih ringan, seperti gas, menjalar di permukaan laut dan mencapai pesisir. Itu yang membumihanguskan Desa Katimbang. Gas dan panas itu membakar orang-orang. Setelah itu, datanglah tsunami," ujarnya.(Tim Penulis: Ahmad Arif, Indira Permanasari, Yulvianus Harjono, C Anto Saptowalyono. Litbang: Rustiono)
Ikuti perkembangan Ekspedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui Facebook: ekspedisikompas atau Twitter @ekspedisikompas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.