Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Refugee in Bag" Meminimalkan Risiko Pertanian Transgenik

Kompas.com - 30/11/2011, 09:04 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertanian transgenik bisa menjadi solusi menanggulangi hama, kekeringan dan masalah lain yang muncul. Pengembangan benih tahan hama contohnya, bisa mengurangi penggunaan pestisida sehingga lebih ramah lingkungan.

Namun, bila tak dikelola dengan baik, pertanian transgenik justru bisa menimbulkan masalah. Salah satu resikonya adalah resistensi hama terhadap produk transgenik.

Untuk meminimalisasi resiko tersebut, diperlukan rekayasa ekologi. Metode yang bisa diterapkan adalah menanam secara seling-seling, antara benih transgenik dan non transgenik (disebut refugee).

Meski demikian, penerapan rekayasa ekologi menghadapi kendala. Lahan pertanian yang dimiliki petani Indonesia relatif sempit sehingga teknik pertanian selang seling sulit diterapkan.

Kesulitan lain, seperti terjadi di Filipina yang telah menerapkan pertanian transgenik, petani enggan menanam bibit non transgenik karena dianggap merugikan dari sisi produksi.

Prof Antonius Suwanto, guru besar rekayasa genetika dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan bahwa ada beberapa solusi untuk mengatasi kendala itu.

"Kalau di lahan kecil, kan sebenarnya masih ada tanaman lain. Jadi kalau petani menanam sepenuhnya transgenik, hamanya tadi masih bisa mencari alternatif source," jelas Antonius.

Jadi, kunci mengatasi kendala lahan adalah keberadaan tanaman lain yang masih menjadi preferensi pakan suatu hama. Hama biasanya punya pilihan pakan sehingga jika salah satu resisten, masih ada yang bisa dimakan.

Tetapi, bila lahan pertanian sampai puluhan hektar, pelaksanaan penanaman selang seling harus dilakukan. Perbandingan tanaman transgenik dan non transgenik yang dianjurkan biasanya adalah 80 : 20.

"Mungkin nanti bisa dipacu. Jadi biji transgenik dan non transgenik sudah dicampur dan petani tinggal menanam," papar Antonius memberi solusi pada keengganan petani menanam benih non transgenik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com