Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Primata Cerdas Itu Diburu?

Kompas.com - 22/11/2011, 21:06 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Pembasmian hama pertanian seperti wereng mungkin tidak menuai masalah serius. Tapi bagaimana jika hama yang dibasmi adalah primata yang masuk dalam kategori hewan langka?

Daniek mengatakan, "Sawit sebenarnya tidak masuk dalam daftar makanan orangutan. Orangutan memakan sawit karena banyak habitatnya sudah rusak dan tidak ada makanan."

Habitat orangutan makin terjepit salah satunya karena pembukaan kebun kelapa sawit yang memanfaatkan hutan yang masih bagus kondisinya. Di Kalimantan Timur misalnya, sekitar 500.000 hektar hutan dibuka per tahun.

"Orang selalu berpikir kalau ke Kalimantan akan ketemu hutan. Padahal kalau kita ke sana yang sebenarnya kita lihat sawit semua," ungkap Daniek.

Sebenarnya sudah ada Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang memfasilitasi pengembangan perkebunan sawit berkelanjutan. RSPO memuat kriteria sehingga usaha kelapa sawit bisa dikatakan berkelanjutan.

Sayangnya pembukaan hutan alam masih berlanjut. Ditambah dengan pembunuhan orangutan yang sebetulnya sudah dilarang berdasarkan Undang-Undang No 5 tahun 1990.

Saat ini dibutuhkan solusi agar pembantaian orangutan tidak terus berlanjut. menyisakan lahan saja tidak cukup sebab wilayah jelajah orangutan yang luas.

Tertangkapnya dua terduga pelaku pembunuhan orangutan di Kalimantan Timur bisa menjadi langkah hukum awal untuk menyelesaikan masalah orangutan. Selanjutnya, otak pelaku pembunuhan harus ditindak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com