JAKARTA, KOMPAS.com — Warga yang tinggal di kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia di Indonesia dan Filipina akan menerima dukungan Bank Pembangunan Asia (ADB). Ini dilakukan untuk memulai penghidupan yang ramah lingkungan dan membantu menjaga dari kerusakan laut lebih lanjut di dunia.
Dana sekitar 2 juta dollar AS (sekitar Rp 18 miliar) dipinjamkan dari Japan Fund for Poverty Reduction yang dikelola ADB. Dana ini diharapkan mampu menolong rumah tangga nelayan miskin di Berau-Kalimantan Timur (Indonesia) dan Balabac, Palawan (Filipina). Mereka bisa menggunakan dana ini untuk budidaya rumput laut, pemrosesan ikan, servis perahu, dan beternak.
"Keluarga nelayan kini berhadapan dengan kegiatan overfishing dan perubahan iklim," ucap Marilou Drilon, ahli Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Alam ADB, Kamis (3/11/2011), melalui surat elektronik kepada Kompas.
Dengan menolong mengembangkan penghidupan alternatif, diharapkan akan meningkatkan standar kehidupan dan memberikan perlindungan bagi sumber daya laut di Segitiga Terumbu Karang.
Segitiga Terumbu karang diketahui sebagai hutan Amazon di laut, menyebar seluas 14,7 juta kilometer persegi yang terdiri atas enam negara, Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Niugini, dan Kepulauan Solomon. Segitiga terumbu karang memiliki 75 persen seluruh spesies karang di dunia dan menjadi tempat bergantung penghidupan bagi 120 juta orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.