JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti komodo dari Universitas Udayana, Putra Sastrawan, mengatakan penelitian komodo juga harus menjadi fokus, bukan hanya upaya promosi komodo menjadi tujuh keajaiban dunia. Menurutnya, upaya konservasi reptil raksasa tersebut jauh lebih penting.
Putra menuturkan, Komodo terbukti sudah menghadapi tantangan selama jutaan tahun bertahan hidup. Komodo dan Pulau Komodo sudah menjadi keajaiban. Saat ini yang paling diperlukan adalah mempertahankan agar komodo tetap eksis.
"Sebagai peneliti, saya melihat bahwa saat ini yang diperlukan adalah bagaimana mengupayakan habitat bagi komodo, apa yang diinginkan komodo tersebut," ungkap Putra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/11/2011).
Ia menuturkan, saat ini komodo menghadapi tekanan dari lingkungan internal dan eksternal. Tekanan muncul karena persaingan dengan manusia dalam mendapatkan pakan dan tempat tinggal.
"Komodo itu senang sekali makan rusa, sementara rusa juga ditangkap manusia. Akhirnya karena manusia lebih pandai, jadi komodo yang merana," ungkap Putra. Ia mengatakan, habitat komodo saat ini juga terpecah. Luas habitat berkurang karena banyak yang dijadikan permukiman.
Putra menyayangkan belum banyak yang mendukung kerja para peneliti dalam memahami komodo. Pendanaan dan penghargaan yang diberikan, baik dari pemerintah, swasta, maupun LSM untuk penelitian komodo saat ini dinilainya masih kurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.