Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan Diduga Mati Tidak Wajar

Kompas.com - 30/10/2011, 02:35 WIB

Perusahaan memberikan imbalan bagi warga yang menangkap orangutan.

Untuk itu, lembaga swadaya masyarakat mendesak aparat untuk segera mengungkap kasus ini. Ex-Situ Conservation Specialist Centre for Orangutan Protection (COP) Reza Achmad meminta keseriusan aparat BKSDA dan polisi mengungkap pembunuhan orangutan di Puan Cepak.

Adanya temuan tulang yang diduga orangutan tersebut dapat dijadikan salah satu acuan penyidikan. ”Jika tulang itu dijadikan bukti, tidak perlu lagi ada alasan bahwa penyidikan terkendala,” ujar Reza.

Selama ini BKSDA dan polisi mengaku kesulitan untuk mengungkap kasus ini berdasarkan alat bukti foto dan keterangan saksi. Sebanyak 30 saksi, dari masyarakat dan perusahaan sawit di Puan Cepak, telah dimintai keterangan.

Manajer Program The Nature Conservancy (TNC) Niel Makinuddin menilai, kepolisian cenderung melempem saat menangani kasus lingkungan yang berhadapan dengan pemodal besar. Padahal, kasus ini seharusnya ditangani serius karena menjadi sorotan publik.

”Penanganannya tergantung dari komitmen dari pimpinan kepolisian di tingkat Polri, polda, dan Polres,” kata Niel. (ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com