Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aura Sihir Aurora Borealis

Kompas.com - 20/10/2011, 11:42 WIB

Namun lukisan abstrak alam semesta dari tabrakan spektrum warna Aurora Borealis begitu spektakuler. Ia selalu memesona dan menarik orang dari berbagai pelosok dunia untuk melihatnya langsung, setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Seperti halnya pelangi, Aurora Borealis memiliki gradasi warna yang beragam. Mulai dari jingga kemerahan, ungu kebiruan, hingga hijau zamrud. Begitu menyihir imajinasi manusia seperti sabuk yang melambai atau jilatan api sebelum akhirnya ditelan oleh hitamnya malam.

Manusia menghubungkan fenomena alam ini dengan kedatangan Dewi Fajar bernama Aurora dari Mitologi Yunani. Sementara Borealis berarti ufuk utara. Berbagai folklor dan kepercayaan lokal bermunculan sebagai hasil refleksi manusia setempat yang takjub akan keajaiban alam ini.

Ada yang takut dan menganggap Aurora Borealis merupakan pertanda buruk akan adanya perang atau malapetaka. Ada yang percaya justru Aurora Borealis bisa menjadi medium berkomunikasi dengan nenek moyang. Namun semuanya berlandaskan penghormatan dan kesadaran akan rentannya manusia melawan kekuatan alam.

Menurut kepercayaan beberapa suku Indian di Amerika, kita bisa bersiul untuk membuat Aurora Borealis mendekat. Atau, kita bisa berbisik padanya untuk menyampaikan pesan pada mereka yang berada di alam baka.

Sebaliknya yang berlaku di tanah Lapland, kaum Sammi mengganggap tabu bersiul pada Aurora Borealis yang mereka takuti dan hormati. Di Finlandia, Aurora Borealis dikenal sebagai “Revontulet” atau Rubah Kutub.

Konon, Rubah Kutub berlari kencang ke arah utara dan dengan ekornya menyapu salju ke angkasa menjadi Aurora Borealis. Namun yang mungkin paling unik, menurut kaum Inuit, Aurora Borealis disebabkan oleh arwah nenek moyang mereka yang sedang bermain sepak bola!

Dari Zamrud Khatulistiwa Demi Zamrud Cahaya Utara

Tanpa disadari butuh perjuangan panjang dan bantuan Dewi Fortuna untuk bisa melihat ”keajaiban” alam ini. Kalau saya tengok ke belakang, jarak yang memisahkan saya antara Zamrud Khatulistiwa Indonesia dengan Zamrud Cahaya Utara di Lapland “cuma” lebih dari lima belas ribu kilometer.

Menurut statistik, Aurora Borealis memang sering muncul di Lapland. Namun butuh keberuntungan untuk mendapatkan langit malam yang cukup cerah serta kesabaran mendongakkan kepala merenungi angkasa. Maka tak heran, kaum Inuit konon juga pernah memperingatkan mereka yang mengamati Aurora Borealis terlalu lama bisa menjadi gila.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau