Pemimpin kelompok pemetaan Vesta dengan menggunakan spektrometer dari misi Dawn, Angioletta Coradini, mengusulkan agar kawah terbesar pada bagian selatan Vesta dinamai Rheasilvia, ibu para biarawati Vesta dalam mitologi Romawi, sekaligus ibu Romulus dan Remus, pendiri kota Roma.
Persatuan Astronom Internasional (IAU) telah menerima usulan itu, termasuk nama ke-13 biarawati Vesta untuk digunakan pada kawah-kawah lainnya.
Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Suryadi Siregar, mengatakan, terbentuknya gunung di Vesta menunjukkan adanya aktivitas geologi di dalam asteroid tersebut. Bukan sekadar gumpalan batu besar belaka.
Aktivitas geologi di dalam Vesta terjadi akibat adanya gaya pasang surut antara Matahari, Jupiter, dan Vesta. Gaya tarik Matahari dan Jupiter yang berlangsung secara kontinu dan melawan gaya gravitasi Vesta membuat inti asteroid akhirnya robek dan meleleh menjadi magma.
Magma yang keluar dari kulit Vesta tersebut menghasilkan lava yang mengalir keluar dari kawah gunung. Suhu permukaan Vesta yang minus 33 derajat celsius hingga minus 3 derajat celsius membuat lava di sana cepat mendingin dan mengendap.
”Tumpukan lava inilah yang membuat permukaan gunung di Vesta terus meninggi,” ujar Budi Dermawan, dosen Astronomi ITB lainnya. Tumpukan lava ini bersifat basal, sama seperti batuan di sekitar gunung berapi di Bumi.
Meski demikian, karakteristik magma Bumi dan Vesta tidaklah sama walaupun terbentuk dari materi yang sama. Materi pembentuk Bumi dan Vesta sama-sama berasal dari materi pembentukan tata surya. Perbedaan karakteristik itu terjadi karena proses-proses yang melingkupi semasa evolusi Bumi dan Vesta berbeda.
Kehadiran gunung api di Bumi memberikan kesuburan bagi tanah di sekitarnya. Oleh karena itu, di sekitar gunung api umumnya menjadi pusat-pusat kehidupan yang mempunyai aneka ragam jenis makhluk hidup.
Namun, kondisi di Vesta berbeda. Di sekitar gunung yang ditemukan belum ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan dalam tingkat apa pun. Tidak adanya atmosfer di Vesta membuat pelapukan batuan menjadi tak mungkin.